Masa jabatan Bupati Bojonegoro Anna Muawanah dan Wakil Bupati Bojonegoro Budi Irawanto telah berakhir di tanggal 23 September 2023, dan sejak tanggal 24-September-2023, Bojonegoro pun dipimpin oleh Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro sampai menunggu Bupati dan Wakil Bupati hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang bakal dilaksanakan 27-November-2024 (Kalau tidak ada perubahan jadwal).
Hingga berakhirnya masa jabatan Bupati yang berpasangan dengan Wakil Bupati Budi Irawanto pada Pilkada 2018 lalu, tak ada satu pun kabar yang serius bakal ada penantang Anna Mu’awanah, jika Anna Mu’awanah maju lagi pada Pilkada serentak November 2024 mendatang.
Sementara waktu terus berjalan, partai politik dan para politisi saat ini sedang konsentrasi penuh untuk memenangkan Pemilihan anggota Legislatif atau biasa disebut Pileg dan juga Pemilihan Presiden, praktis tidak ada pembicaraan soal Pilkada mendatang.
Setelah Pileg yang pemungutan suaranya bakal digelar 14-Februari-2024 mendatang, tidak menyisakan waktu yang cukup untuk mempersiapkan Pilkada, apalagi jika wacana mempercepat pelaksanaan Pilkada pada bulan September 2024 dilaksanakan. Pasalnya tahapan rekapitulasi hasil penghitungan suara pileg berakhir pada tanggal 20 Maret 2024, sehingga hanya ada waktu 6 bulan sebelum pelaksanaan Pilkada,jika dilaksanakan September 2024 atau 8 bulan jika Pilkada dilaksanakan pada Bulan November 2024 mendatang.
Tahapan pendaftaran bakal calon dalam Pilkada dilaksanakan tiga bulan sebelum pelaksanaan pemungutan suara, pada titik ini bakal calon harus sudah mengantongi rekomendasi dari partai politik atau gabungan partai politik. Ini adalah waktu yang sangat singkat untuk mendapatkan rekomendasi pasalnya melibatkan pimpinan pusat partai politik, dan biasanya juga tidak murah.
Syarat wajib yang tidak tertulis bagi seorang bakal calon adalah dukungan finansial yang cukup, besarannya bisa sampai puluhan miliar bahkan ratusan. Untuk mendapatkan jumlah tersebut tentu bukan dengan menyulap batu jadi emas, atau menyulap daun jadi uang kertas, jadi uang-uang tersebut harus sudah ada di dalam rekening bakal calon.
Dengan menghitung waktu yang tersisa, bakal calon yang mungkin adalah orang yang sangat kaya, yang sudah populer, yang punya gairah politik dan juga mempunyai dukungan politik dari pimpinan pusat partai politik. Kriteria-kriteria seperti itu bisa jadi sulit untuk dicari dari sederet politisi lokal di Bojonegoro.
Bisa jadi banyak orang sangat kaya tapi tak punya gairah politik, atau bisa jadi ada orang yang cukup kaya tapi punya gairah politik namun tak punya dukungan politik, atau ada orang yang tidak kaya, punya gairah politik dan punya dukungan politik.
Bisa jadi perhitungan ini tidak matang, tapi ini adalah kondisi saat ini, sehingga bisa jadi pada Pilkada 2024 mendatang tak ada penantang Anna Muawanah, jika tidak ada gerakan untuk menemukan sosok yang memenuhi kriteria-kriteria di atas.
Untuk kelompok yang tidak puas dengan kinerja Anna Mu’awanah selama menjadi Bupati Bojonegoro, pilihannya adalah bersegera mencari “jago” yang mampu menandingi “kedigdayaan” Anna Mu’awanah. Dan bersama-sama , bersatu memenangkan sosok tersebut.
Pasalnya rasan-rasan di Media Sosial (Medsos) tidak akan mengubah keadaan, yang dibutuhkan adalah gerakan dengan satu tujuan memenangkan “jago” nya, agar tidak lagi “puasa” selama 5 tahun. Kalau tidak ada gerakan untuk itu, maka akan kembali rasan-rasan selama 5 tahun berikutnya, di Medsos, di warung-warung dan tempat-tempat publik yang lain.
Bisa jadi sulit untuk menemukan “jago” untuk bertarung pada Pilkada 2024 mendatang, tapi sulit bukan berarti tidak bisa, tergantung niat dan semangatnya, bisa jadi tidak akan ditemukan “jago” yang sempurna dan memenuhi seluruh kriteria di atas. Namun setidaknya “jago” tersebut memenuhi salah satu dari kriteria-kriteria tersebut.
Sehingga harus ada upaya yang sungguh-sungguh untuk menutupi kekurangannya. Misal jika ada “jago” tidak cukup punya dukungan politik, maka harus dicarikan dukungan politik, jika tidak punya gairah politik maka harus digugah dan didorong untuk punya gairah politik dan jika tidak punya cukup uang, ya bareng-bareng mencari dukungan finansial.
Sebut saja Budi Irawanto atau biasa dipanggil Mas Wawan, dia adalah politisi lokal yang sudah populer, pernah menjabat sebagai wakil bupati, dan tentu punya gairah politik yang cukup, pengalaman di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) tak perlu diragukan, tentu memiliki jaringan politik di tingkat pusat. Meski bisa jadi dukungan finansialnya yang kurang, tapi sudah cukup sebagai modal untuk menjadi “jago”.
Atau Anwar Sholeh yang selama ini getol menempatkan dirinya sebagai oposisi dari Bupati Anna Mua’wanah, pengalaman politiknya tidak perlu diragukan, tentu ada kekurangan, maka kekurangan itulah yang harusnya ditutupi jika ada kelompok masyarakat yang bakal mendukungnya.
Dan masih banyak politisi atau tokoh Bojonegoro yang semestinya bisa “dijagokan”, oleh kelompok masyarakat Bojonegoro yang merasa tidak puas dengan kepemimpinan Anna Mu’awanah selama 5 tahun ini.
Ini soal pilihan, Menerima keadaan andai Anna Mu’awanah kembali maju dalam Pilkada mendatang dan terpilih, dan kembali rasan-rasan dan “berpuasa” dari tahun 2025 sampai tahun 2030 mendatang. Atau berjuang mengusung dan memenangkan “jago” baru untuk bertarung dalam Pilkada 2024 mendatang agar ada perubahan?
Jadi “Adakah Penantang Anna Mu’awanah pada Pilkada 2024 mendatang? Masyarakat Bojonegoro lah yang Bisa Menentukan”
Penulis : Syafik