Damarinfo.com – Desa Dolok Gede masuk wilayah Kecamatan Tambakrejo, jaraknya dari ibu kota Kabupaten sekitar 50 km, siapa sangka dari pedalaman Kabupaten Bojonegoro lahir Tokoh Nasional atau bisa disebut “wong pusat” yang sangat berpengaruh di Indonesia. Namanya Pratikno yang saat ini menjabat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg). Dengan jabatan sebagai Mensesneg, Pak Pratik-begitu biasa disapa- merupakan tokoh kunci dalam pembangunan nasional.
Tentu tidak salah jika Rakyat Bojonegoro berharap Pak Pratik “cawe-cawe”untuk mengurus Bojonegoro, karena sebagai orang Bojonegoro yang peduli dengan Bojonegoro dan punya pengaruh yang sangat besar di tingkat pusat. Sehingga jika Pak Pratik “cawe-cawe”, maka harapan untuk perubahan yang lebih baik bagi Bojonegoro bakal lebih terbuka lebar.
Seperti yang pernah Pak Pratik sampaikan secara terbuka tentang kondisi Bojonegoro, yakni dalam Video ucapan selamat Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro ke 345 lalu yang diunggah di akun instragram @ademos indonesia. Pak Pratik menyampaikan tentang besarnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tentang kemiskinan, Migas. pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, pertanian dan lain sebagainya.

Namun tidak salah juga jika Pak Pratik tidak “cawe-cawe”karena memang tidak ada “kewajiban” untuk itu. Pak Pratik tentu lebih tepat menjadi milik bangsa Indonesia, tidak hanya milik Bojonegoro, karena telah terbukti mendampingi Presiden Joko Widodo selama dua periode, yang tentu telah memberikan manfaat yang besar untuk bangsa dan negara ini sebagai Mensesneg.
Tidak etis juga jika harus “melibatkan” Pak Pratik dalam kancah poltiik di lingkup yang lebih kecil, ditingkat kabupaten. Namun sebagai Guru Besar Ilmu Politik di Universitas Gajah Mada dan pengalaman di dalam pemerintahan selama ini, tentu Pak Pratik sangat mudah untuk memahami kondisi Bojonegoro saat ini, baik soal kemiskinan, politik, ekonomi, Migas, pertanian, perdagangan dan lain sebagainya. Dan tentu sangat paham bagaimana seharusnya mengelola Bojonegoro untuk sebesar-besarnya kesejahteraan Rakyat Bojonegoro.

Pak Pratik lebih paham bagaimana bersikap untuk Bojonegoro, sehingga tidak perlu “didorong”, tidak perlu “ diajari” , tidak perlu “diminta”. Dan tentu tidak pada tempatnya jika melakukan itu kepada tokoh yang se kaliber Pak Pratik.
Jadi meskipun besar haparan sebagian masyarkat Bojonegoro agar Pak Pratik “cawe-cawe”untuk urusan Bojonegoro, namun harus tahu diri juga bahwa Pak Pratik adalah tokoh nasional yang sudah menjadi milik bangsa Indonesia, tidak hanya milik Bojonegoro. Biarlah Pak Pratik memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk Bangsa dan Negara.
Pun Toh jika Pak Pratik “cawe-cawe”untuk Bojonegoro, tentu sebagian besar Rakyat yang menginginkan perubahan yang lebih baik di Bojonegoro akan sangat berterima kasih. Apapun bentuk “cawe-cawe”nya, karena Pak Pratik lebih tahu yang paling tepat untuk Bojonegoro.
“ini bukan sekedar tentang Pilkada, tapi lebih dari itu, ini tentang masa depan Bojonegoro”
Penulis : Syafik
Jangan bilang saya lahir di Bojonegoro, bila tak ada resah tentang kondisi Bojonegoro.