Lantas selama para relawan Nurul Azizah dan Nafik Sahal berjuang demi mewujudkan kedaulatan rakyat Bojonegoro, kemana dan sedang “ngapain” para kandidat Bupati yang lainnya? Sebab telah beberapa bulan gambar mereka tersebar menjadi penunggu pohon dan tepi tepi jalan desa.
Sang petahana yang telah mempunyai kursi cukup untuk mendaftar juga tak kunjung mendapatkan pasangan. Tokoh tokoh yang cukup dikenal oleh rakyat juga tak kunjung menyalakan mesin. Termasuk Setyo Wahono yang sangat digadang gadang orang banyak tak kunjung memberikan kepastian maju atau tidak dalam perhelatan pilkada. Memang Setyo Wahono dikenal sangat hati hati dalam memberikan keputusan.
Sesaat suasana jelang pilkada di Bojonegoro bagai arena petak umpet, rakyat hanya bisa menerka nerka, selain Nurul-Nafik yang sudah lolos verifikasi faktual, siapa lagi yang bakal menjadi kompetitor dalam kontestasi lima tahunan ini. Di warung warung, di group group WA rakyat hanya bisa rasan rasan dan membuat analisa sekenanya.
Sampai pada akhirnya… Jrenggg…. Jum’at tanggal 12 Juli 2024 Setyo Wahono mendeklarasikan diri bersedia dan siap maju sebagai Calon Bupati Bojonegoro. Seketika itu juga bertebaran gambar adik Mensesneg itu ke group WA dengan berbagai jargon tulisan diantaranya “Jago yo Lanang” “Satrio piningit sudah muncul” dan masih banyak lagi tulisan penuh semangat optimisme.
Dinamika roda politik berputar begitu cepat. Sehari kemudian tersebar gambar Setyo Wahono berpasangan dengan Nurul Azizah. Selang beberapa saat kemudian, turunlah rekomendasi dari partai Gerindra Wahono dan Nurul Azizah sebagai padangan calon Bupati dan wakil Bupati periode 2024-2029.
Tanpa menunggu minggu, partai partai besar yang semula akan digendeli oleh Anna Muawanah memberikan rekomendasi pada pasangan ini. Tercatat partai Demokrat, PPP, Golkar, dan Nasdem yang semula mendukung Anna berbalik arah menyerahkan rekomendasi kepada pasangan Setyo Wahono – Nurul Azizah.
Sementara Anna Muawanah sendiri sampai hari ini masih belum menunjukkan geliat yang berarti untuk melanjutkan tampuk kekuasaannya. Bahkan muncul spekulasi bahwa Anna Muawanah tidak jadi mencalonkan diri.??
Dibalik hiruk pikuk dukungan untuk pasangan Setyo Wahono – Nurul Azizah, bagaimanakah posisi Gus Nafik dan para relawan yang sejak awal berjuang menegaskan eksistensi wong Bojonegoro. Berjuang bahwa wong Bojonegoro butuh pemimpin bukan penguasa.
Gus Nafik sebagai seorang ulama sekaligus politisi yang sangat memahami kondisi riil rakyat Bojonegoro tentu legowo dan bisa menerima kenyataan politik yang terus bergulir. Semua demi kemaslahatan umat, demi kebaikan rakyat Bojonegoro.
Demikian juga dengan para relawan, para korcdm dan kordes dalam proses verfak. Meski sempat terjadi kemarahan atas kejadian yang ada, karena tidak rela Bu Nurul yang mereka jadikan simbol perlawanan dan menjadi motivasi mereka dalam mewujudkan perubahan menjadi orang nomor dua atau wakil.
Namun setelah diberi penjelasan dan dengan berbagai pertimbangan akhirnya relawan yang sebagian besar hanya berbekal semangat dan tidak mempunyai pengetahuan politik praktis dapat ditenangkan dan mau menerima serta tetep mendukung pasangan Setyo Wahono – Nurul Azizah.
Melihat realitas yang ada, sudah hampir bisa dipastikan pasangan Setyo Wahono – Nurul Azizah bakal memenangi Pilkada 27 November mendatang. Selanjutnya rakyat akan sepenuhnya meletakkan tanggung jawab di pundak pasangan Wahono – Nurul. Sanggupkah padangan diberi inisial WanNur yang artinya datanglah cahaya ini mewujudkan mandat rakyat?
Apakah mereka berdua bisa semakin dekat dengan rakyat, atau sebaliknya semakin menjauh karena dorongan kepentingan partai politik yang mengusung mereka.?
Penulis : Agus Sighro Budiono (mantan Wartawan yang saat ini melakukan kerja kerja kebudayaan. Tinggal di Ledok Kulon Bojonegoro)
Disclaimer : Materi tulisan dari pembaca menjadi tanggung jawab sepenuhnya penulis, damarinfo.com hanya menerbitkan sehingga tidak dapat diminta pertanggungjawaban atas isi tulisan.
