Memilih Pemimpin yang Adem, Bukan Memilih Penguasa.

oleh 211 Dilihat
oleh
(Grafis oleh : Syafik)

Bojonegoro,damarinfo.com – Mengutip laman Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah https://muhammadiyah.or.id/, untuk memberikan panduan kepada warga Persyarikatan Muhammadiyah dalam memilih pemimpin, ada tujuh kriteria yang harus menjadi rujukan memilih pemimpin yang sudah diputuskan dalam Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih pada tahun 2023.

Kriteria pemimpin yang pertama adalah yang memiliki integritas atau dalam bahasa agama disebut dengan sidiq. Arti integritas adalah orang yang satu kata antara lisan dan perbuatan, konsisten tidak mencla-mencle.tidak gampang marah- marah, pemimpin yang punya integritas itu bisa memanusiakan rakyat. Bila rakyat punya prestasi di puji, di hargai dan di umum umumkan, sementara bila rakyat melakukan kesalahan harus di bimbing di arahkan bukan di marahi di muka umum.

Kedua, pemimpin harus memiliki kapabilitas atau kemampuan untuk memimpin atau amanah dalam bahasa agama. Pemimpin tidak boleh hanya memiliki kemauan, tanpa dibarengi dengan kemampuan.

Baca Juga :   PKB Resmi Mencalonkan Anna Mu’awanah sebagai Calon Bupati Bojonegoro

Ketiga, pemimpin yang populous atau pemimpin yang memiliki jiwa kerakyatan dan mengutamakan kepentingan rakyat. Seorang pemimpin harus mengedepankan kesejahteraan, kemakmuran, dan kemajuan rakyat. Ini disebut juga sebagai tablig.

Keempat, pemimpin itu harus visioner. Kriteria ini mengharuskan pemimpin memiliki visi yang strategis untuk membawa kemajuan bangsa. Kecerdasan ini yang dalam diri nabi disebut sebagai fatanah.

Kelima berjiwa negarawan, dia harus menomorsatukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, di atas kepentingan golongan, di atas kepentingan suku, agama, dan sebagainya

Keenam, pemimpin harus mampu menjalin hubungan internasional. Sebab di era sekarang, dunia sudah menjadi kampung global sehingga interaksi antar bangsa-negara menjadi keharusan – Indonesia tidak boleh terpencil dari dunia.

Kriteria pemimpin terakhir atau ketujuh menurut Muhammadiyah adalah berjiwa reformis. Pemimpin dalam pandangan Muhammadiyah itu memiliki jiwa yang senantiasa untuk melakukan pembaruan-pembaruan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga :   Partai Gerindra Mengusung Setyo Wahono Sebagai Calon Bupati, Sahudi : Harga Mati

Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bojonegoro Sholikin Jamik mengatakan bahwa tujuh kriteria itu yang menjadi panduan warga persyarikatan, termasuk warga Persyarikatan Muhammadiyah di Bojonegoro dalam memilih pemimpin ke depan.

“pemimpin itu harus mengedepankan kepentingan masyarakat Bojonegoro diatas kepentingan pribadi dan golongan” Tegas Sholikin Jamik

Lanjut Sholikin Jamik, sehingga dengan mengedepankan kepentingan masyarakat Bojonegoro, suasana Bojonegoro menjadi adem, karena semua kelompok masyarakat dapat terakomodir, tidak ada kelompok yang merasa dibeda-bedakan dengan kelompok lain.

Sholikin jamik beraharap Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) nantinya dapat melahirkan pemimpin yang bijaksana dan adil bukan penguasa yang jauh dari usaha menegakkan keadilan sosial. Dia mengajak seluruh masyarakat Bojonegoro untuk Jogo Bojonegoro agar suasana pilkada dan pasca pilkada di Bojonegoro tetap Adem.

Penulis : Syafik