Damarinfo.com – Hidayah Allah memang tidak dapat disangka kapan datangnya, begitupun Khalid bin Walid. Pemuda yang pernah mengalahkan pasukan muslim ini akhirnya masuk Islam setelah membaca surat dari salah satu saudaranya yang sudah masuk Islam terlebih dahulu, yakni Al Walid bin Al Walid.
Khalid ibn al-Walid adalah sahabat Nabi SAW. dari suku Quraisy, keturunan Bani Makhzum. Ayahnya bernama al-Walid ibn alMughirah ibn Abdullah ibn Umar ibn Makhzum, sedangkan ibunya bernama Lubabah al-Shugra. Nama panggilan Khalid adalah Abu Sulaiman atau Abu al-Walid. Tapi, panggilan yang lebih masyhur adalah Abu Sulaiman.
Pada masa Jahiliah, Khalid termasuk orang yang sangat keras memusuhi kaum muslim. Kegigihan dan kesungguhannya memerangi Islam terlihat jelas dalam Perang Uhud. Dalam perang itu Khalid menjadi komandan kavaleri yang menghancurkan barisan pasukan Rasulullah saw.
Pada saat Al-Walid akan kembali ke Madinah setelah melaksanakan umroh bersaama Rasulullah, dia menulis surat kepada saudaranya, Khalid: “‘Amma ba’du. Sungguh tidak ada sesuatu yang lebih mem buatku heran kecuali keengganan dan kebebalanmu untuk menerima Islam. Kemanakah akal dan pikiranmu sehingga tidak dapat memahami pesan Islam. Akalmu… akalmu, di manakah akalmu? Adakah teladan Islam yang dapat diabaikan oleh seseorang.
Ketahuilah, Rasulullah bertanya kepadaku ‘Di manakah Khalid?’ Aku menjawab, ‘Allah akan mendatangkannya.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Tak ada orang seperd Khalid yang tidak mengenal (kebenaran) Islam. Seandainya ia menggunakan kecakapannya bersama kaum muslim, tentu itu lebih baik baginya. Dan, kami pasti akan mengutamakannya atas yang lain. ‘Renungkanlah, Saudaraku. Kau belum rerlambat. Jika kau tidak bergegas, sungguh kau akan kehilangan tempat yang baik.”
Setelah membaca surat dari saudaranya itu Khalid tergerak untuk menemui Rasulullah saw. dan menyarakan keislamannya. Khalid pun mengajak sahabat-sahabatnya untuk menemui Rasullullah di Madinah, namun hanya dua orang sahabatnya yang bersedia, yakni Usman bin Talhah dan Amr Bin Ash.
Bertiga mereka berangkat menemua Rasulullah, dan ini menjadi kabar gembira untuk Rasulullah dan umat islam di Madiah. Rasulullah pun bersabda kepada para sahabatnya “ Makkah telah datang menemui kalian dengan membawa putra-putranya”
Tiba di hadapan Rasulullah, Khalid memberi salam dan berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah.” Setelah Khalid menyatakan syahadatnya, Rasulullah bersabda, “Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepadamu. Sungguh, aku melihatmu sebagai orang yang cerdas. Aku berharap kecerdasan pikiranmu itu senantiasa memandumu kepada kebaikan.”
Sejak Khalid memeluk Islam, Rasulullah SAW. selalu memercayakan kepemimpinan pasukan kavaleri kepadanya. Bersama Rasulullah saw. ia mengikuti banyak peperangan, termasuk penaklukan Makkah.
Menjelang kematian menjemputnya, Khalid berkata, “Aku telah menyaksikan ratusan peperangan. Tak ada bagian di tubuhku yang tidak terkena sabetan pedang, tusukan tombak, atau pun anak panah. Inilah aku sekarang, aku akan mati diatas tempat ridur layaknya seekor unta yang akan mati. Sungguh, tidak akan bisa terpejam mata orang yang penakut. Dan, tak ada satu amal pun yang lebih kuharapkan saat ini kecuali ucapan La ilaha Illalah. Dengan kalimar itulah aku bentengi diri.
Ada perbedaan pendapat mengenai di mana tepatnya Khalid wafat. Sebagian mengatakan ia wafat di Hims, ada pula yang mengatakan bahwa ia wafat di Madinah. Berdasarkan beberapa bukti riwayat, dapar dikatakan bahwa ia wafat di Hims, tepatnya di sebuah masjid yang dinamai dengan nama dirinya, masjid Khalid ibn al-Walid.
Semoga Allah Merahamtinya.
Editor : Syafik