Sahur merupakan bagian penting dari bulan Ramadhan. Keberadaannya melengkapi Buka Puasa. Sahur jadi momentum khas yang diperbincangkan saat Bulan Puasa. Artinya, keberadaan Sahur memang penting sebagai penyempurna laku berpuasa.
Secara ringan, Sahur bisa dimaknai Sarapan kHas bulan Ramadhan. Tapi secara mendalam, Sahur adalah mengaSAH nilai luHUR. Sahur adalah momen untuk menga SAH nilai lu HUR.
“Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah.” (HR Bukhari).
Nabi Muhammad SAW ngendikan dalam haditsnya bahwa Sahur adalah momen yang memiliki keberkahan. Barokah di sini, tentu dimaknai sebagai ziyadatul khoir (bertambahnya kebaikan). Sehingga dalam Sahur, ada kebaikan yang didapat.
“Kebaikan” di sini, bisa dimaknai secara luas sebagai kebaikan lahir dan batin. Sahur sebagai penjaga stabilitas kesehatan tubuh, tentu kebaikan lahir. Sementara Sahur sebagai momen mendekatkan diri pada Allah, adalah kebaikan batin.
Sahur dilakukan pada sepertiga malam terakhir. Sementara di momen itu, Allah turun ke langit dunia untuk “mendengar” doa manusia. Dan kemudian mengabulkannya.
“Rabb kita turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman: “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang beristighfar meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim).
Sebagai waktu yang barokah, Sahur menjadi momen permenungan hidup sekaligus momen pengabulan doa. Sebab, pada waktu Sahur, Allah dan Para Malaikat bersholawat pada mereka yang melaksanakan sunah makan Sahur.
“Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bersalawat kepada orang-orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad).
Dengan banyaknya berkah di momen Sahur, ini jadi waktu yang tepat untuk menanamkan nilai luhur dalam hati kita. Betapa baiknya Allah yang memberi kesempatan kita untuk makan Sahur.
Oleh: Abdulloh Umar, S.Pd
(Ketua DPRD Kabupaten Bojonegoro)