Soal Pengentasan Kemiskinan, Siapa yang Lebih Baik? Suyoto atau Anna Mu’awanah?

oleh 380 Dilihat
oleh
(Cover Buku Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2022. BPS RI)

damarinfo.com – Salah satu isu krusial dalam pembangunan di Indonesia termasuk di Bojonegoro adalah isu pengentasan kemiskinan. Angka Kemiskinan menjadi salah satu indikator pembangunan yang menjadi tolok ukur keberhasilan kepemimpinan suatu wilayah di Indonesia. Semakin besar penurunan angka kemiskinan maka seorang pemimpin disebut berhasil dalam membangun wilayahnya.

Kepemimpinan Anna Mu’awnah dan Budi Irawanto sebagai bupati dan wakil bupati Bojonegoro telah berakhir pada tanggal 23-September-2023, dalam kurun lima tahun memimpin Bojonegoro berhasil menurunkan angka kemiskinan, namun pandemi covid-19 menjadi kendala tersendiri dalam program pengentasan kemiskinan.

Anna Mu’awanah sebenarnya diuntungkan dengan besarnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bahkan tahun 2023 total APBD Perubahan Bojonegoro mencapai Rp. 8,5 triliun. Namun sayangnya besarnya APBD tersebut tidak mampu mempercepat pengentasan kemiskinan di Bojonegoro.

Tahun 2018 sebagai awal kepemimpinan Anna Mu’awanah, persentase penduduk miskin atau biasa disebut angka kemiskinan Kabupaten Bojonegoro adalah 13,16 persen dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 163.940 jiwa, dan pada tahun 2022 persentase penduduk miskin di Bojonegoro adalah 12, 21 persen dengan penduduk miskin sebanyak 153.400 jiwa.

Baca Juga :   41,6 persen Penduduk Miskin di Bojonegoro adalah Petani

Dalam lima tahun kepemimpinan Anna Mu’awanah peringkat angka kemiskinan Kabupaten Bojonegoro di Jawa Timur tetap pada peringkat 11 dari 38 Kabupaten/Kota.

Dari data tersebut penurunan angka kemiskinan selama Anna Mu’awanah memimpin adalah 0,95 persen dengan penurunan jumlah penduduk miskin dalam kurun waktu lima tahun tersebut adalah 10.450 jiwa.

(Infografis Perbandingan Angka Kemiskinan saat Bupati Suyoto periode pertama dengan Bupati Anna Mu’awanah. sumber data jatim.bps.go.id. Grafis ; Syafik)

Sementara itu Bupati Suyoto pada periode pertama memimpin Bojonegoro yakni tahun 2008 angka kemiskinan Bojonegoro masih sangat tinggi yakni di angka 23,87 persen dengan jumlah penduduk miskin saat itu 292.700 jiwa. Angka Kemiskinan ini menempatkan Bojonegoro pada peringkat ke 7 sebagai Kabupaten termiskin di Jawa Timur.

Baca Juga :   Dalam 5 Tahun (2018-2022) Persentase Penurunan Kemiskinan Bojonegoro Ke-2 Se Jatim. Benarkah?

Suyoto kurang beruntung saat pertama kali menjabat sebagai bupati, karena  APBD Bojonegoro pada tahun 2008 belum mencapai angka triliunan yakni hanya Rp.892,3 miliar atau tepatnya Rp. 892.303.402.000.

Di akhir periode pertama kepemimpinan Suyoto, angka kemiskinan Bojonegoro turun di angka 16,66 persen dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 203.900 jiwa. Angka kemiskinan pada tahun 2012 ini menurunkan peringkat Kabupaten Bojonegoro sebagai Kabupaten termiskin di Jawa Timur menjadi peringkat ke 9.

Dari data tersebut penurunan angka kemiskinan masa kepemimpinan Suyoto hingga akhir periode pertama menjabat bupati adalah 7,21 persen dengan penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 88.800 jiwa.

Jadi siapa yang lebih baik menurunkan angka kemiskinan?

Penulis : Syafik