Bagaimana dengan Pembangunan Manusia di Bojonegoro? Siapa Lebih Baik, Suyoto atau Anna Mu’awanah?

oleh -
oleh
(Peta IPM Jawa Timur tahun 2022. Sumber : Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur No. 71/11/35/Thn. XX, 15 November 2022)

damarinfo.com – Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia menyebutkan, ada tiga dimensi untuk mengukur IPM yakni umur panjang dan sehat, Pendidikan dan standart hidup layak. Untuk mengukur tiga dimensi ini digunakan indikator-indikator. Dimensi umur panjang dan sehat diukur dengan angka harapan hidup saat lahir, dimensi pendidikan diukur dengan Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata lama sekolah, sementara untuk dimensi standart hidup layak diukur dengan Pengeluaran Per Kapita disesuaikan.

Pengukuran IPM mengalami penyempurnaan dari waktu ke waktu. Telah terjadi lima kali penyempurnaan terhadap IPM sejak tahun 1990. Penyempurnaan signifikan terjadi pada tahun 2010 yang utamanya terkait indikator-indikator penyusun IPM.

Pada periode pertama Bupati Suyoto (2008 – 2012), dengan menggunakan perubahan metode baru, pada tahun 2010 IPM kabupaten Bojonegoro berada di angka 62,19,,  selanjutnya tahun 2011 IPM Bojonegoro naik di angka 63,22 dan di tahun 2012 IPM Bojonegoro naik lagi di angka 64,2. Dalam tiga tahun terjadi kenaikan IPM Kabupaten Bojonegoro 2,01.

Baca Juga :   Bojonegoro Kabupaten Kaya, Harapan Lama Sekolahnya berada di Papan Bawah

Naiknya IPM dalam tiga tahun ini dikarenakan kenaikan indikator penyusun IPM Bojonegoro, di antaranya naiknya Angka Harapan Hidup (AHH)  sebesar 0,18 tahun, berikutnya adalah Indikator pendidikan terdiri dari Harapan Lama Sekolah (HLS) yang naik sebesar 0,6 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) naik sebesar 0,29 tahun.

Indikator penyusun IPM berikutnya adalah Rata-rata Pengeluaran Per kapita yang disesuaikan, yang dalam kurun waktu tiga tahun (2010 – 2012) naik sebesar Rp. 722.850,00.

(Infografis Perbandingan IPM saat Bupati Suyoto periode pertama dengan Bupati Anna Mu’awanah. sumber data jatim.bps.go.id. Grafis ; Syafik)

Pada saat Bupati Anna Mu’awanah memimpin (2018 – 2023), IPM Bojonegoro terus naik, bahkan pada tahun 2022, Kategori IPM Bojonegoro naik, dari sedang menjadi kategori tinggi dengan iPM sebesar 70,12.  Namun jika dibandingkan dengan IPM pada saat Bupati Suyoto memimpin periode pertama kenaikan IPM Kabupaten Bojonegoro masa kepemimpinan Anna Mu’awanah (2020-2022) masih lebih rendah, yakni di angka 1,08.

Baca Juga :   Pembangunan Bojonegoro: Semua Karena APBD, Bukan Bupatinya

Dalam hal indikator penyusun IPM, untuk kenaikan AHH masa kepemimpinan Anna Mu’awanah jauh lebih baik yakni di angka 0,6 tahun, namun pada indikator penyusun IPM lain, kenaikannya masih di bawah saat Suyoto memimpin Bojonegoro.

Untuk indikator pendidikan yakni HLS selama tiga tahun (2020 – 2022), hanya terjadi kenaikan sebesar 0,45 tahun dan untuk RLS naik sebesar 0,1 tahun. Sementara untuk indikator Rata – Rata Pengeluaran Per kapita yang disesuaikan hanya naik sebesar Rp. 202 ribu.

Jadi siapa yang lebih baik dalam pembangunan manusia, Suyoto atau Anna Mu’awanah?

Penulis : Syafik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *