Cerdasnya Desa Ditentukan Siapa yang Memimpinnya
Desa hari ini tak lagi cukup dipimpin oleh tokoh adat atau “orang kuat kampung.” Di tengah derasnya arus dana desa dan tuntutan tata kelola transparan, kepala desa dituntut memiliki kompetensi teknis dan kapasitas intelektual yang memadai.
Pendidikan menjadi salah satu indikator penting, meskipun tentu bukan satu-satunya. Tapi dari pendidikanlah sering lahir kemampuan memahami anggaran, menyusun RPJMDes, hingga menjawab tantangan digitalisasi layanan desa.
Peta Pendidikan Kepala Desa di Jawa Timur: Dominasi SMA, Meningkatnya Sarjana
Berdasarkan data Statistik Potensi Desa Jawa Timur 2024, mayoritas kepala desa/lurah di Jawa Timur lulusan SMA/sederajat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, lulusan S1 dan S2 semakin menonjol, menjadi tanda tumbuhnya kapasitas kepemimpinan di tingkat lokal.
Berikut 10 kabupaten dengan jumlah dan persentase lulusan S1 dan S2 terbanyak di Jawa Timur:
📊 Tabel – 10 Kabupaten dengan Kepala Desa Lulusan S1 dan S2 Tertinggi
Peringkat | Kabupaten | Total Kades/Lurah | S1 (jumlah) | % S1 | S2 (jumlah) | % S2 |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Sumenep | 308 | 193 | 62,66% | 10 | 3,25% |
2 | Gresik | 336 | 158 | 47,02% | 25 | 7,44% |
3 | Bojonegoro | 421 | 191 | 45,37% | 10 | 2,38% |
4 | Lamongan | 464 | 187 | 40,30% | 11 | 2,37% |
5 | Blitar | 245 | 101 | 41,22% | 13 | 5,31% |
6 | Jombang | 300 | 109 | 36,33% | 6 | 2,00% |
7 | Nganjuk | 283 | 100 | 35,34% | 14 | 4,95% |
8 | Malang | 382 | 128 | 33,51% | 14 | 3,66% |
9 | Tuban | 323 | 104 | 32,21% | 7 | 2,17% |
10 | Kediri | 335 | 105 | 31,34% | 7 | 2,09% |
Bojonegoro: Banyak Sarjana, Tanda Keseriusan Membangun dari Akar
Bojonegoro mencatat prestasi membanggakan dengan 191 kepala desa/lurah lulusan S1 dan 10 orang lulusan S2 dari total 421. Ini menjadikan Bojonegoro sebagai salah satu daerah dengan basis akademik pemimpin desa terkuat di Jawa Timur.
Komposisi pendidikan di Bojonegoro sebagai berikut:
-
SMP/Sederajat: 10 orang (2,38%)
-
SMA/Sederajat: 201 orang (47,74%)
-
Diploma: 9 orang (2,14%)
-
Sarjana S1: 191 orang (45,37%)
-
Magister S2: 10 orang (2,38%)
Transisi ini menandakan kesadaran baru tentang pentingnya kapasitas intelektual di tingkat desa. Kepala desa bukan hanya simbol, melainkan aktor utama pembangunan.
Bojonegoro vs Lamongan, Tuban, Nganjuk, Ngawi: Siapa Paling Siap Memimpin?
Untuk memberikan perspektif yang tajam, berikut perbandingan tingkat pendidikan kepala desa di Bojonegoro dan empat kabupaten tetangganya:
📊 Tabel – Perbandingan Pendidikan Kepala Desa (5 Kabupaten)
Kabupaten | Total | SMP (%) | SMA (%) | D3 (%) | S1 (%) | S2 (%) |
---|---|---|---|---|---|---|
Bojonegoro | 421 | 2,38% | 47,74% | 2,14% | 45,37% | 2,38% |
Lamongan | 464 | 1,29% | 53,45% | 2,59% | 40,30% | 2,37% |
Tuban | 323 | 0,62% | 62,54% | 2,48% | 32,21% | 2,17% |
Nganjuk | 283 | 0,71% | 57,59% | 1,41% | 35,34% | 4,95% |
Ngawi | 215 | 1,86% | 63,26% | 3,26% | 26,51% | 4,65% |
✍️ Analisis:
-
Bojonegoro unggul dalam jumlah dan proporsi lulusan S1, menandakan regenerasi kepemimpinan desa berjalan positif.
-
Nganjuk dan Ngawi mencatatkan proporsi S2 tertinggi, menunjukkan mulai berkembangnya kepala desa yang menempuh pendidikan pascasarjana.
-
Lamongan dan Tuban masih didominasi lulusan SMA, artinya transisi ke kepemimpinan berbasis pendidikan tinggi masih berjalan perlahan.
Saatnya Bojonegoro Menjadi Model Desa Cerdas
Bojonegoro menunjukkan bahwa membangun desa tak hanya soal infrastruktur, tapi juga membangun kapasitas orang-orang yang memimpinnya. Dengan hampir setengah kepala desa berpendidikan S1, Bojonegoro punya modal kuat untuk melaju lebih cepat.
Namun kompetensi tak boleh berhenti di gelar. Diperlukan pelatihan lanjutan, penguatan literasi digital, dan keterampilan manajerial agar kepala desa benar-benar menjadi motor pembangunan lokal.
Kades Bukan Lagi Tukang Ketok Palu, Tapi Manajer Masa Depan Desa
Bojonegoro telah memulai dengan baik. Kini saatnya kabupaten ini naik kelas, bukan hanya mencetak lebih banyak sarjana desa, tapi juga memastikan kapasitas itu diterjemahkan ke dalam kebijakan yang berpihak dan inovatif.
Kalau tetangga mulai mengejar, Bojonegoro jangan puas. Desa tak bisa dibangun hanya dengan niat baik. Ia butuh pemimpin yang juga paham caranya.
Penulis : Syafik
Sumber data : Statistik Potensi Desa Jawa Timur Tahun 2024, BPS Jawa Timur