Kepadatan Penduduk Jawa Timur 2025: Surabaya Padat, Bojonegoro Lega

oleh 347 Dilihat
oleh
(ilustrasi by grok.com)

damarinfo.com – Bayangkan Jawa Timur sebagai sebuah pesta raksasa dengan 42,09 juta undangan di tahun 2025. Provinsi ini adalah salah satu yang paling ramai di Indonesia, dengan penduduk yang terus bertambah 0,73% setiap tahun. Tapi, jangan salah, keramaian ini nggak merata. Ada tempat yang seperti pasar malam penuh sesak, ada juga yang masih serasa pedesaan dengan hamparan sawah. Kepadatan penduduk rata-rata? 876 orang per km²—jauh di atas rata-rata nasional. Tapi, ceritanya nggak sesimpel itu.

Kota yang Padat, Desa yang Masih Bernapas

Kalau kamu mendarat di Surabaya, bersiaplah merasakan hiruk-pikuk kota dengan 8.727 orang berdesakan dalam setiap kilometer persegi. Malang nggak kalah heboh, dengan 7.921 orang per km². Kota-kota seperti Mojokerto, Probolinggo, dan Kediri juga masuk daftar “pesta terpadat” di Jawa Timur. Bahkan Sidoarjo dan Jombang, yang dekat dengan Surabaya, ikut merasakan gelombang urbanisasi ini. Kota-kota ini adalah magnet: pusat ekonomi, pendidikan, dan peluang kerja yang bikin orang berdatangan.

Tapi, coba melipir ke kabupaten-kabupaten di pesisir utara atau pedalaman. Suasananya beda banget. Di sini, kamu masih bisa menikmati ruang gerak yang lebih lega, jauh dari kepadatan kota.

(Tabel 10 Kabupaten/Kota Terpadat di Jawa Timur tahun 2025. Data diolah)

Bojonegoro: Oase di Tengah Keramaian Jawa Timur

Nah, sekarang kita ke Bojonegoro, kabupaten yang agak “pendiam” dibandingkan tetangganya. Dengan luas wilayah 2.312 km² dan penduduk 1,33 juta jiwa, kepadatan di sini cuma 575 orang per km². Bandingkan dengan Surabaya yang 8.727/km²Bojonegoro kayak taman luas di tengah keramaian! Di Jawa Timur, Bojonegoro ada di urutan ke-34 dari 38 kabupaten/kota soal kepadatan. Tetangganya seperti Jombang (1.238/km²) atau Nganjuk (883/km²) jauh lebih ramai, sementara Tuban (624/km²) cuma sedikit lebih padat.

Baca Juga :   Panggung Desa Jawa Timur : Perempuan Masih di Belakang Tirai, Bagaimana dengan Bojonegoro?

Bojonegoro ini ibarat rumah dengan halaman luas. Masih ada ruang buat tarik napas dalam-dalam, nggak seperti di Surabaya yang kadang bikin sesak. Tapi, apa artinya kepadatan rendah ini buat kehidupan sehari-hari?

Mengintip Kehidupan di Bojonegoro

Pertumbuhan yang Santai

Penduduk Bojonegoro nggak terburu-buru bertambah. Laju pertumbuhan cuma 0,46% per tahun, jauh di bawah rata-rata Jawa Timur (0,73%). Bandingkan dengan Sidoarjo yang melonjak 1,1% atau Gresik 1,04%. Kenapa lambat? Banyak anak muda Bojonegoro yang memilih merantau ke Surabaya atau kota industri lain untuk cari kerja. Plus, angka kelahiran di sini stabil, nggak ada “baby boom” karena banyak yang pakai kontrasepsi dan gaya hidup yang berubah.

Laki-Perempuan Seimbang

Soal komposisi penduduk, Bojonegoro punya rasio jenis kelamin yang hampir imbang: 100,5. Artinya, jumlah cowok dan cewek hampir sama. Ini bikin suasana sosial cukup stabil, baik untuk urusan pernikahan maupun tenaga kerja.

Sumbangsih ke Jawa Timur

Dengan 1,33 juta jiwa, Bojonegoro menyumbang 3,16% dari total penduduk Jawa Timur. Nggak besar-besar amat dibandingkan Kabupaten Malang (6,55%) atau Sidoarjo (5,21%), tapi tetap punya peran. Bayangkan Bojonegoro sebagai adik kecil yang pendiam tapi punya potensi.

Baca Juga :   Daya Beli Masyarakat Bojonegoro: Masih Tertinggal di Jawa Timur?

Peluang dan Tantangan di Bojonegoro

Kepadatan rendah di Bojonegoro itu seperti kanvas kosong—penuh peluang. Bayangkan lahan luas yang bisa jadi permukiman baru, kawasan industri, atau ladang pertanian modern. Ruang gerak ini juga bisa menarik investor atau UMKM lokal untuk berkembang, bikin lapangan kerja, dan nahan anak muda biar nggak kabur ke kota.

Tapi, nggak semuanya mulus. Distribusi penduduk di Bojonegoro nggak merata. Bojonegoro Kota cukup ramai, tapi kecamatan di selatan masih sepi banget.

Mimpi Besar untuk Bojonegoro

Bojonegoro punya cerita unik: nggak sesak seperti Surabaya, tapi juga belum jadi bintang pertumbuhan seperti Sidoarjo. Kepadatan rendah adalah harta karun, tapi pertumbuhan lambat bisa jadi batu sandung. Bayangkan kalau Bojonegoro bisa menyulap ruang leganya jadi permukiman nyaman, industri kreatif, atau destinasi wisata yang bikin orang betah.

Dengan penataan ruang yang cerdas dan peluang kerja yang menggoda, Bojonegoro bisa jadi oase impian di Jawa Timur—tempat di mana kamu bisa hidup tenang tanpa harus berdesakan. Yuk, wujudkan Bojonegoro yang nggak cuma lega, tapi juga menggoda untuk pulang!

Penulis : Syafik

(Data di artikel ini diambil dari Proyeksi Penduduk Indonesia 2020–2050 (BPS Jawa Timur) dan Keputusan Mendagri Nomor 100.1.1-6117/2022 tentang Batas Wilayah. Jadi, informasinya sahih, bro!)