Gayam Bangkit Lewat Ikon Desa: TPID Jadi Motor Penggerak Ekonomi Lokal

oleh 107 Dilihat
oleh
(sosialisasi program peningkatan kapasitas perencanaan dan pengembangan potensi desa, 9 - 10 Juli 2025. Foto : Lestari Muda Indonesia)

Bojonegoro,damarinfo.com – Harapan akan kemandirian ekonomi dan kebangkitan potensi lokal mulai tumbuh di 12 desa di Kecamatan Gayam. Selama dua hari (9–10 Juli 2025), ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama Lestari Muda Indonesia menggelar musyawarah desa untuk mensosialisasikan program peningkatan kapasitas perencanaan dan pengembangan potensi desa.

Fokus utama kegiatan ini adalah pembentukan Tim Pengelola Inovasi Desa (TPID), sebuah tim kecil namun strategis yang akan menjadi garda depan dalam merancang ikon desa sebagai penggerak ekonomi lokal.

TPID: Enam Orang, Satu Misi

TPID terdiri dari enam anggota, antara lain sekretaris desa, kaur perencanaan, serta perwakilan perempuan. Tim ini akan bertugas mengidentifikasi potensi desa secara partisipatif, menyusunnya ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa, hingga mengawalnya menjadi program unggulan yang berkelanjutan.

Tak hanya menjadi dokumen, RKP Desa diharapkan melahirkan program konkret—mulai dari unit usaha hingga ikon desa yang punya dampak ekonomi luas.

Baca Juga :   EMCL Bersama PC Fatayat NU Bojonegoro Menggelar Musyawarah Pelaksanaan Program Infrastruktur Publik Tahun 2023

Dari “Kampung Kambing” hingga Wisata Budaya

Antusiasme warga terlihat selama proses sosialisasi. Kepala Desa Katur, Sukono, menyambut baik gagasan ikon desa sebagai tonggak ekonomi baru. Ia berharap desanya dikenal sebagai “Kampung Kambing”, ikon yang mencerminkan kekuatan lokal sekaligus membuka peluang sektor peternakan.

“Kami berharap ikon desa bisa jadi sumber ekonomi baru dan membangkitkan rasa bangga masyarakat,” ungkapnya.

Tak hanya peternakan, Sukono juga mendorong TPID menggali potensi lain seperti kebudayaan dan pariwisata, agar desa memiliki daya tarik yang lebih beragam.

Dukungan Penuh dari EMCL dan Lestari Muda

Ali Mahmud, perwakilan EMCL, menegaskan komitmen perusahaannya dalam mendukung program ini. Ia menjelaskan bahwa setiap ikon desa yang dihasilkan akan dimasukkan ke dalam RKP Desa sebagai acuan pembangunan ke depan.

“Kami juga sangat menghargai dukungan desa dan masyarakat terhadap kelancaran operasional Lapangan Banyu Urip,” ujarnya.

Sementara itu, Edi Prayitno, Manager Program Lestari Muda Indonesia, mengapresiasi partisipasi aktif warga di seluruh desa. Ia menilai bahwa pelibatan masyarakat membuat proses berjalan cepat dan tepat sasaran.

“TPID adalah motor penggerak. Ikon yang dihasilkan harus berdampak nyata,” tegas Edi.

Potensi Gayam: Dari Alam hingga Olahan Makanan

Selama musyawarah, warga berhasil mengidentifikasi beragam potensi di 12 desa. Mulai dari wisata alam yang dipadukan dengan budaya lokal, pertanian, peternakan, hingga hasil alam yang bisa diolah menjadi produk kuliner.

Baca Juga :   Soal CSR Migas, Sekda Bojonegoro: Hindari Tumpang Tindih

TPID diharapkan mampu memetakan dan mengembangkan potensi ini menjadi program unggulan desa atau bahkan kawasan.

Kegiatan diakhiri dengan penyerahan berita acara pembentukan TPID, dilanjutkan diskusi kelompok untuk menginventarisasi potensi desa masing-masing. Langkah ini menjadi awal yang konkret menuju masa depan ekonomi yang lebih mandiri dan berkelanjutan bagi masyarakat Gayam.

Editor : Syafik

Sumber : Lestari Muda Indonesia