Bojonegoro Peringkat 20 di Jatim: IPG 2024 Ungkap Tantangan Kesetaraan Gender

oleh 148 Dilihat
oleh
(Ilustrasi by grok.com)

damarinfo.com – Di tengah dinamika pembangunan Jawa Timur, Indeks Pembangunan Gender (IPG) menjadi alat ukur penting untuk menilai kesetaraan gender. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, Bojonegoro mencatat IPG sebesar 91,44—cukup baik, tetapi belum menempatkannya sebagai pelopor kesetaraan gender di provinsi ini. Angka ini menempatkan Bojonegoro di peringkat 20 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, mengungguli Lamongan (90,11) dan Tuban (88,81), namun tertinggal dari Nganjuk (94,18) dan Ngawi (93,13). Dengan kategori “Sedang” (rentang 90,00–94,99), Bojonegoro berada di zona transisi: tidak terbelakang, tetapi juga belum terdepan.

Tren IPG: Progres Bertahap

Data IPG Bojonegoro dari 2019 hingga 2024 menunjukkan tren positif:

  • 2019: 89,98
  • 2020: 90,17
  • 2021: 90,21
  • 2022: 90,63
  • 2023: 90,87
  • 2024: 91,44
Baca Juga :   Kajian Sor Keres  Seri- 14 Mantan Anggota KPU RI Hadir di Kajian Sor Keres

Dengan rata-rata kenaikan 0,29 poin per tahun—melebihi rata-rata provinsi Jawa Timur (0,25 poin/tahun)—Bojonegoro konsisten memperbaiki pembangunan gender. Kenaikan terbesar terjadi pada 2024, dengan lonjakan 0,57 poin dari tahun sebelumnya, mengindikasikan langkah strategis dalam mendukung kesetaraan gender.

Posisi Bojonegoro di Antara Tetangga

Perbandingan IPG 2024 dengan kabupaten tetangga memberikan konteks lebih jelas:

Kabupaten

IPG 2024

Peringkat

Bojonegoro

91,44 20

Lamongan

90,11 26

Tuban

88,81 29

Nganjuk

94,18 12

Ngawi

93,13 16

Bojonegoro unggul atas Lamongan dan Tuban, yang memiliki karakteristik geografis dan budaya serupa. Keunggulan ini didukung oleh potensi ekonomi dari sektor minyak bumi dan pertanian, serta program seperti bantuan modal pedagang dan pelatihan keterampilan. Namun, dibandingkan Nganjuk dan Ngawi, Bojonegoro tertinggal karena kedua kabupaten ini memiliki akses pendidikan dan kesehatan yang lebih merata serta partisipasi politik perempuan yang lebih kuat.

Baca Juga :   Gerakan  “SDSB” Mengantarkan Eryul Mufida Raih Penghargaan Tingkat Nasional

Menuju Kesetaraan Gender yang Lebih Baik

Kesetaraan gender bukan hanya statistik, tetapi cerminan keadilan—bagaimana masyarakat memastikan setiap individu, tanpa memandang gender, memiliki kesempatan yang sama. Dengan langkah konkret, Bojonegoro berpotensi keluar dari zona transisi dan menjadi teladan pembangunan gender di Jawa Timur.

Penulis : Syafik

Sumber Data: Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia