damarinfo.com – Di tengah dinamika pembangunan Jawa Timur, Indeks Pembangunan Gender (IPG) menjadi alat ukur penting untuk menilai kesetaraan gender. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, Bojonegoro mencatat IPG sebesar 91,44—cukup baik, tetapi belum menempatkannya sebagai pelopor kesetaraan gender di provinsi ini. Angka ini menempatkan Bojonegoro di peringkat 20 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, mengungguli Lamongan (90,11) dan Tuban (88,81), namun tertinggal dari Nganjuk (94,18) dan Ngawi (93,13). Dengan kategori “Sedang” (rentang 90,00–94,99), Bojonegoro berada di zona transisi: tidak terbelakang, tetapi juga belum terdepan.
Tren IPG: Progres Bertahap
Data IPG Bojonegoro dari 2019 hingga 2024 menunjukkan tren positif:
- 2019: 89,98
- 2020: 90,17
- 2021: 90,21
- 2022: 90,63
- 2023: 90,87
- 2024: 91,44
Dengan rata-rata kenaikan 0,29 poin per tahun—melebihi rata-rata provinsi Jawa Timur (0,25 poin/tahun)—Bojonegoro konsisten memperbaiki pembangunan gender. Kenaikan terbesar terjadi pada 2024, dengan lonjakan 0,57 poin dari tahun sebelumnya, mengindikasikan langkah strategis dalam mendukung kesetaraan gender.
Posisi Bojonegoro di Antara Tetangga
Perbandingan IPG 2024 dengan kabupaten tetangga memberikan konteks lebih jelas:
Kabupaten |
IPG 2024 |
Peringkat |
---|---|---|
Bojonegoro |
91,44 | 20 |
Lamongan |
90,11 | 26 |
Tuban |
88,81 | 29 |
Nganjuk |
94,18 | 12 |
Ngawi |
93,13 | 16 |
Bojonegoro unggul atas Lamongan dan Tuban, yang memiliki karakteristik geografis dan budaya serupa. Keunggulan ini didukung oleh potensi ekonomi dari sektor minyak bumi dan pertanian, serta program seperti bantuan modal pedagang dan pelatihan keterampilan. Namun, dibandingkan Nganjuk dan Ngawi, Bojonegoro tertinggal karena kedua kabupaten ini memiliki akses pendidikan dan kesehatan yang lebih merata serta partisipasi politik perempuan yang lebih kuat.
Menuju Kesetaraan Gender yang Lebih Baik
Kesetaraan gender bukan hanya statistik, tetapi cerminan keadilan—bagaimana masyarakat memastikan setiap individu, tanpa memandang gender, memiliki kesempatan yang sama. Dengan langkah konkret, Bojonegoro berpotensi keluar dari zona transisi dan menjadi teladan pembangunan gender di Jawa Timur.
Penulis : Syafik
Sumber Data: Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia