Bojonegoro, damarinfo.com – Air Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Bojonegoro tampak berubah warna menjadi cokelat kehitaman dalam beberapa hari terakhir. Nindy Callista E., ST., M.Ling., dosen Ilmu Lingkungan Universitas Bojonegoro (Unigoro), mengungkapkan sejumlah faktor yang memengaruhi perubahan warna tersebut.
“Pertama, perubahan bisa terjadi karena sedimentasi dan erosi tanah yang umum saat musim kemarau. Kedua, aktivitas industri yang sering membuang limbah cair langsung ke badan air. Ketiga, aktivitas domestik rumah tangga, di mana banyak warga membuang limbah ke bantaran sungai. Sementara dari sektor pertanian, hal ini dipicu penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan. Ada juga faktor alami, yaitu bahan organik di sungai mati karena kadar DO (dissolved oxygen) atau oksigen terlarut sangat rendah,” jelasnya, Rabu 24-9-2025.
Fenomena yang Wajar atau Warning?
Menurut Nindy, perubahan warna Bengawan Solo memang bisa dianggap wajar, tetapi juga bisa menjadi peringatan serius. Perubahan dianggap wajar jika terjadi pada musim hujan. Pasalnya, banyak sedimen turun ke badan air dan lumpur yang terbawa arus ikut memperkeruh warna sungai.
Namun, kondisi berbeda terjadi saat musim kemarau. “Kalau fenomena ini muncul di musim kemarau justru menjadi warning. Karena tidak ada sedimen yang turun. Bisa jadi karena banyaknya limbah industri yang masuk ke sungai. Hal ini harus segera ditindaklanjuti,” tegasnya.
Ajakan untuk Menjaga Ekosistem Sungai
Sebagai pengamat kualitas air dan tanah, Nindy mendorong semua pihak terlibat menjaga ekosistem Bengawan Solo. Ia menekankan pentingnya peran dinas terkait dalam melakukan pengujian kualitas air secara berkala. Dengan begitu, penyebab pencemaran dapat diketahui lebih cepat.
Selain itu, ia menyarankan agar pegiat lingkungan melakukan revegetasi di sekitar sungai untuk mengurangi erosi dan mencegah sedimentasi berlebihan.
“Masyarakat di bantaran sungai bisa mulai mengurangi produksi limbah domestik dan tidak langsung membuangnya ke sungai. Sebaiknya mereka membuat drainase sendiri. Akademisi juga perlu mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Dengan begitu, masyarakat sadar peran Bengawan Solo yang sangat penting untuk kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya.
Editor : Syafik
Sumber : unigoro.ac.id