Bojonegoro, damarinfo.com- Serapan anggaran Pemerintah Kabupaten Bojonegoro hingga akhir juli 2021 masih dibawah 25 persen. Hal tersebut diakui oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bojonegoro Nurul Azizah.
Menurut Nurul Azizah salah salah satu penyebab rendahnya serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bojonegoro adalah masih berjalannya proyek fisik, sehingga belum ada penyerapan.“Mugi-mugi saget maksimal di akhir tahun anggaran,“ harap Nurul Azizah
Anggota Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro Lasuri mengatakan rendah nya serapan anggaran dapat menjadikan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun 2021. “Perkiraan saya SiLPA nya kurang lebih Rp. 1 triliun,” kata Lasuri
Lasuri merekomendasikan kepada para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Bojonegoro untuk melakukan pekerjaan lebih optimal lagi, agar serapanya bisa maksimal. Lasuri juga menegaskan agar OPD tidak hanya meminta anggaran besar saja tapi juga harus bisa merealisasikan, agar terjadi pergerakan dan perputaran ekonomi di masyarakat. “Daripada SiLPA sebaiknya digunakan untuk penanganan pandemi covid-19 di Bojonegoro” tegas politisi Partai Amanat Nasional dari Kecamatan Baureno ini.
Dari data yang diterima redaksi damarinfo.com, jumlah serapan anggaran per 22 Juli 2021 secara keseluruhan adalah Rp. 1.463.815.062.763,29 (Satu Triliun Empat Ratus Enam Puluh Tiga Miliyar lebih) dari total rencana belanja sebesar Rp. 6.204.471.657.316,1 (Enam Triliun Dua Ratus Empat Miliar lebih ) atau 23,59 persen.
OPD dengan serapan tertinggi adalah Dinas Kesehatan yakni sebesar 45,31 persen, sementara Bagian Pemerintahan menjadi bagian dengan serapan terendah yakni sebesar 6,03 persen.
Penulis : Syafik