Wakil Bupati Bojonegoro: Kampus Sasaran Empuk Penyebaran Radikalisme

oleh 49 Dilihat
Wakil Bupati Bojonegoro Budi Irawanto, Ketua MUI Bojonegoro, KH Alamul Huda, perwakilan dari Polres Bojonegoro, dan Affair Manager ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Ichwan Arifin. Hadir di acara Seminar Kebangsaan bertema Intoleransi Terhadap Radikalisme di Masyarakat di Kampus IKIP PGRI Bojonegoro, Kamis 29-April-2021.Foto/dok. Humas Pemkab Bojonegoro.

Damarinfo-Bojonegoro. Wakil Bupati Bojonegoro Budi Irawanto mengatakan, bahaya laten radikalisme sering kali sulit terdeteksi. Ajaran-ajaran radikal ini menyusup ke ruang-ruang kelengahan masyarakat. Sehingga, menangkal radikalisme tidak bisa sendirian.
“Mencegah dan memerangi radikalisme merupakan tugas kita bersama, termasuk di wilayah pendidikan seperti kampus – kampus yang ada di Kabupaten Bojonegoro,” ujarnya dalam seminar bertajuk “Intoleransi Terhadap Radikalisme di Masyarakat di Kampus IKIP PGRI Bojonegoro, Kamis 29-April-2021.

Seminar Kebangsaan ini menghadirkan Ketua MUI Bojonegoro, KH Alamul Huda, perwakilan dari Polres Bojonegoro, dan Affair Manager ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Ichwan Arifin. Hadir sejumlah dosen dan beberapa aktivis kampus di Bojonegoro,juga Rektor IKIP PGRI Bojonegoro Dr Junarti serta anggota komisi C DPRD Bojonegoro, Natasya Devianti.

Menurut Budi Irawanto, kampus seringkali menjadi tempat yang empuk untuk penyebaran faham-faham radikalisme. “Sasarannya, mahasiswa yang mulai kritis dan dialektika akademik di kampus yang lebih dinamis memberi ruang bagi agen-agen radikalisme,” papar Mas Wawan, panggilan akrab Wakil Bupati Bojonegoro ini.

Menurutnya, mahasiswa adalah gerbang utama penerus bangsa. Artinya, jika tidak peduli dengan gerbang utama itu, maka kita gagal menjaga penerus bangsa. Untuk itu, Pemerintah Bojonegoro memiliki kewajiban untuk menjaga warganya dari bahaya ini. Pemkab Bojonegoro juga harus menjaga keutuhan warganya dalam berbangsa dan bernegara, serta memperkuat rasa cinta tanah air. Caranya dengan menciptakan kesejahteraan masyarakat, mempererat hubungan antar elemen, dan tetap merakyat.

Baca Juga :   Terima SP3, Wabup Bojonegoro Siapkan Langkah Hukum

“Oleh karena itu, jika bupati dan wakil bupati melenceng dari kewajibannya mensejahterakan masyarakat dan memecah belah keutuhan warga, maka saya siap dikritik. Jika saya tidak dekat dengan masyarakat, atau tidak membela masyarakat kecil, teriaki saya,” beber Mas Wawan menggebu-gebu.

Sementara Kapolres Bojonegoro yang diwakili Kasat Binmas AKP. Sujono menyampaikan bahwa radikalisme ini berawal dari orang yang mudah terpengaruh dan mudah membenarkan segala sesuatu tanpa memastikan terlebih dahulu. “Jangan berprasangka dan jangan mudah terpengaruh. Cari tahu dulu melalui internet atau buku maka kita bisa mengerti apakah hal yang diinformasikan ke kita benar atau salah, ” ungkapnya.

Ketua MUI Bojonegoro KH. Alamul Huda menjelaskan, pendidikan memiliki peranan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Pendidikan sangatlah penting karena menjadi pencegah radikalisme. Orang-orang penganut radikalisme, lanjutnya, adalah orang yang tidak cinta Indonesia dan tidak memahami apa itu agama. Mereka suka menyalahkan orang lain dan merasa paling benar. “Maunya benar sendiri, menang sendiri,” ucap Gus Huda, sapannya.

Baca Juga :   Ketua BNNK Bojonegoro: Kampung Tangguh Bantu Tekan Peredaran Narkoba

Gus Huda mencontohkan ilmu sapu lidi. lanjutnya, sapu ini terdiri dari sekian ratus batang lidi. Jika tidak diikat, maka lidi tersebut akan tercerai berai, tidak berguna dan mudah dipatahkan. Tetapi jikalau lidi-lidi itu digabungkan, diikat menjadi sapu, tidak ada manusia bisa mematahkan sapu lidi yang sudah terikat. “Jika kita bersatu, orang paling kuat pun bisa dikalahkan, maka mari bersatu,” imbuhnya.

Sementara itu, External Affairs Manager Ichwan Arifin menyatakan radikalisme sangat fundamental. Maka semua harus berkolaborasi untuk mencegahnya. Dia mencontohkan, dahulu Presiden Soekarno menggaungkan rasa nasionalisme sebagai bentuk kebersamaan Indonesia. “Mari kita membangun bersama-sama menjadi riwayat yang sama untuk memajukan bangsa Indonesia, ” ajak aktivis sekaligus kolumnis itu.
Penulis : Rozikin/Syafik