Bojonegoro,damarinfo.com – Universitas Bojonegoro (Unigoro) terus meneguhkan diri sebagai kampus berkualitas dengan menambah jumlah dosen bergelar doktor. Terbaru, dosen Fakultas Ekonomi (FE) Unigoro, Dr. Rina Sulistyowati, SE., MP., M.Ak., berhasil menyelesaikan studi S3 Ilmu Akuntansi di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dengan predikat sangat memuaskan, Selasa 26-8-2025.
Rina, akademisi asal Rengel Tuban, mempertahankan disertasi berjudul Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Dana Desa dengan Pendekatan Ajaran Samin Surosentiko Bojonegoro (Studi Etnografi pada Desa Margomulyo). Dalam ujian terbuka di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair, ia meneliti pengelolaan dana desa mulai dari perencanaan hingga pertanggungjawaban. Ia menegaskan, proses tersebut berjalan baik karena berlandaskan pada nilai-nilai ajaran Samin.
“Nilai Samin seperti jujur, sabar, trokal, lan narimo benar-benar terlihat dalam tata kelola desa. Pemerintah desa sabar, terbuka, dan mau menerima usulan masyarakat. Usulan diprioritaskan berdasarkan kebutuhan paling mendesak,” ujar Rina.
Lebih lanjut, Rina menegaskan bahwa pengelolaan dana desa di Margomulyo mencerminkan harmoni antara sistem pemerintahan modern dan falsafah lokal pitutur Samin. Nilai kejujuran, kesederhanaan, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial menjadi pedoman utama. Karena itu, menurutnya, desa harus memadukan administrasi pemerintah dengan pendekatan budaya lokal. “Dengan cara ini, pengelolaan dana desa bisa berjalan baik dan terhindar dari praktik penyalahgunaan,” tambahnya.
Sejak 2023, Rina melakukan riset di Kampung Samin dan menemukan beberapa hal penting. Pertama, meski komunitas Samin hanya ada di Dusun Jepang, ajarannya tetap memengaruhi warga dusun lain. Kedua, kepala dan perangkat Desa Margomulyo bukan orang Samin, tetapi tetap menanamkan nilai-nilai pitutur leluhur. Ketiga, pengelolaan dana desa selain mengacu pada Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, juga berlandaskan ajaran Samin.
Kepala Biro Akademik Unigoro, Joko Purwanto, Amd.Kom., menyampaikan bahwa saat ini Unigoro memiliki 18 dosen bergelar doktor. Jumlah ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurutnya, capaian tersebut mencerminkan keseriusan Unigoro dalam meningkatkan mutu pendidikan.
“Penambahan jumlah doktor berdampak langsung pada kualitas akademik. Minimal 15 persen dosen harus bergelar doktor agar akreditasi program studi meningkat. Selain itu, gelar doktor juga mendukung pengembangan karier dosen,” tegas Joko.
Ia menambahkan bahwa gelar doktor adalah puncak akademik. Dengan semakin banyaknya dosen bergelar doktor, Unigoro mampu memberikan pembelajaran yang lebih baik, penelitian yang lebih berkualitas, serta kontribusi nyata bagi masyarakat. “Tentu saja, semakin banyak doktor di Unigoro, semakin kuat pula posisi kampus ini sebagai kampus unggulan di Bojonegoro,” pungkasnya.
Editor : Syafik
Sumber : unigoro.ac.id