Penurunan Harga Pupuk Subsidi Disambut Baik Petani
BOJONEGORO – Kebijakan turunnya harga eceran tertinggi (HET) pupuk subsidi sejak 22 Oktober 2025 disambut positif oleh petani di berbagai daerah. Mereka berharap langkah ini bisa menekan biaya produksi pertanian di tengah fluktuasi harga hasil panen.
Namun, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Bojonegoro (Unigoro), Fina Sulistiya Ningsih, mengingatkan bahwa kebijakan ini perlu diikuti dengan pengawasan distribusi yang ketat.
“Persoalan seperti keterlambatan, ketidakmerataan, dan ketidaktransparanan dalam penyaluran masih sering terjadi. Seharusnya ada sistem terintegrasi dari pemerintah pusat hingga daerah agar penyaluran pupuk subsidi benar-benar tepat sasaran,” ujarnya, Senin 27-10-2025.
Masalah Distribusi Masih Jadi Hambatan
Fina menilai distribusi pupuk subsidi sering kali menjadi hambatan dalam implementasi kebijakan pemerintah. Berdasarkan pengamatan lapangan, masih ada oknum yang menimbun pupuk atau hanya menyalurkan kepada kelompok tertentu.
Ia menegaskan perlunya pengawasan terpadu antara pemerintah daerah, aparat desa, dan kelompok tani.
“Semua pihak harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk menyalurkan pupuk subsidi secara tepat sasaran. Karena sektor pertanian merupakan prioritas utama pemerintah,” tegasnya.
Pupuk Organik Belum Bisa Sepenuhnya Menggantikan Pupuk Kimia
Selain pengawasan distribusi, Fina juga menyoroti munculnya pupuk alternatif berbahan organik. Menurutnya, pupuk organik penting untuk menjaga kesuburan tanah, tetapi belum bisa sepenuhnya menggantikan pupuk kimia.
“Jika memakai pupuk kimia, petani bisa memperkirakan kapan tanaman tumbuh dan panen dengan lebih cepat. Sedangkan pupuk organik memiliki reaksi yang lebih lambat dan hasilnya sulit diprediksi,” jelasnya.
Ia menambahkan, solusi ideal bukan mengganti sepenuhnya pupuk kimia dengan organik, melainkan mengombinasikan keduanya secara seimbang. Pendekatan ini dapat menjaga produktivitas sekaligus meningkatkan keberlanjutan pertanian.
Unigoro Dorong Literasi Pertanian dan Kebijakan Pro Petani
Fina menegaskan, Universitas Bojonegoro melalui Fakultas Pertanian terus mendorong edukasi bagi petani tentang efisiensi lahan, tata kelola pupuk, dan inovasi teknologi pertanian. Dengan langkah ini, Unigoro berharap petani Bojonegoro semakin mandiri dan berdaya saing.
“Unigoro selalu terbuka untuk riset kolaboratif dan pelatihan teknis. Kami ingin kebijakan pertanian benar-benar berpihak pada petani,” pungkasnya.
Editor : Syafik
Sumber : Tim Media Unigoro





