Surat Redaksi
Bojonegoro yang Tak Kunjung Bebas dari Kemiskinan, Meski APBD nya sudah Jumbo.

oleh 244 Dilihat
oleh
(Cover Buku Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2022. BPS RI)

APBD yang minim berimbas pada tidak adanya program pengentasan kemiskinan, tentu dapat dipahami, tetapi saat APBD Bojonegoro sangat besar tentu tidak ada alasan yang dapat dipahami, mengapa penurunan angka kemiskinan di Bojonegoro tidak maksimal.

Tahun 2022, angka kemiskinan di Bojonegoro turun 1,06 persen dari tahun 2021, penurunan ini masih kalah dibanding dengan Kabupaten tetangga,  Kabupaten Tuban turun 1,29 persen, Kabupaten Lamongan turun 1,33 persen dan Kabupaten Ngawi turun di angka 1,42 persen.

Padahal APBD ketiga Kabupaten tersebut jauh di bawah Kabupaten Bojonegoro.  APBD Kabupaten Tuban pada tahun 2022 sebesar Rp. 2,6 triliun, APBD Kabupaten Lamongan Rp. 3,1 triliun dan APBD Kabupaten Ngawi sebesar Rp. 2,2 triliun.

(Tabel APBD dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Bojonegoro, Ngawi, Tuban dan Lamongan Tahun 2022. Grafis :Syafik)

Atau kalau dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa Timur, angka penurunan persentase kemiskinan Kabupaten Bojonegoro tahun 2022 di urutan ke 15. Malahan Kabupaten Bangkalan dengan APBD  yang hampir sama besarnya  dengan Sisa Anggaran Kabupaten Bojonegoro tahun 2022, ternyata mampu menjadi juara dalam menurunkan persentase kemiskinan hingga 2,5 persen. APBD Bangkalan tahun 2023 adalah Rp. 2,36 triliun, sementara Sisa Anggaran Bojonegoro tahun 2022 adalah Rp. 2,25 triliun.

Baca Juga :   Surat Redaksi Selamat Ultah ke 343 Bojonegoro, Sudah Sejahterakah Kamu?
(Tabel Penurunan Angka Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2022. Data diolah dari Bps Jatim)

Tentu Bojonegoro punya program pengentasan kemiskinan yang di bagi menjadi tiga kelompok program Kelompok program yang pertama  adalah Pengurangan pengeluaran, untuk hal ini Pemkab Bojonegoro melaksanakan program BPNT Daerah, UHC (Jaminan kesehatan), Aladin (Bedah rumah), Rantang Kasih Moe (Makanan tambahan untuk lansia), Sanduk (Santunan kematian), Bantuan Keuangan Desa (BKD) Jamban (ODF), Bantuan sosial Yatim (Bansos) Yatim, Beasiswa untuk mahasiswa, BOS Madrasah Diniyah dan DAK Aliyah.

Untuk kelompok program yang kedua yakni Peningkatan Pendapatan, Pemkab Bojonegor melaksanakan program Revitalisasi Pasar, Stimulan BUMDes, Kartu Pedagang Produktif (Pinjaman untuk ultra mikro), Program Petani Mandiri (Bantuan sarana produksi).

Kelompok ketiga yakni Pembangunan Kewilayahan dengan programnya BKD pembangunan Jalan desa, Pembangunan Jembatan Antar Kabupaten, penambahan modal PDAM (akses air bersih), Bendungan Gongseng, sertifikat tanah untuk masyarkat miskin, listrik untuk keluarga miskin dan pembangunan Waduk Pejok

Bahwa dengan program-program tersebut ternyata belum  mampu mempercepat pengentasan kemiskinan, maka perlu ada evaluasi terhadap program maupun pelaksanaan dari program tersebut secara menyeluruh. Atau perlu inovasi program baru untuk mempercepat pengentasan kemiskinan di Bojonegoro.

Baca Juga :   Strategi Bojonegoro Melawan Kemiskinan 2025: Dari Anggaran hingga Aksi
(Grafik APBD Kabupaten Bojonegoro tahun 2012 – 2023. data diolah dari bpkad.id)

Anugerah APBD yang sangat besar semestinya digunakan secara maksimal untuk pelaksanaan program pengentasan kemiskinan yang lebih masif, sistematis dan struktur sehingga dapat mempercepat pengentasan kemiskinan di Bojonegoro.

Keberadaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bojonegoro semestinya menjadi ujung tombak yang harusnya tajam untuk pengentasan kemiskinan.

Harapan Prof. Pratikno semestinya  menjadi cambuk bagi jajaran Pemkab Bojonegoro untuk berinovasi program pengentasan kemiskinan dan melaksanakan dengan maksimal, agar tidak ada lagi rakyat miskin di Bojonegoro.

Penulis : Syafik