Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada 9-Desember 2020 lalu, di antaranya terpilih delapan anak muda. Dari yang digelar serentak di 270 daerah, yaitu sembilan provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota pada Rabu 9-Desember 2020 silam.
Delapan anak muda kini berada pada usia di bawah 30 tahun. Menjadi menarik karena mereka ini mengalahkan para jagoan dari pelbagai partai yang notabene kenyang akan pengalaman politik dan lika-liku dan permasalahan rumit pemilihan daerah.
Sebagai catatan, batas minimal usia calon wali kota/bupati minimal adalah 25 tahun. Hal itu merujuk dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang pemilihan kepala daerah, gubernur, bupati dan walikota.
Hampir dipastikan, delapan anak muda daerah ini, akan segera menduduki kursi kepala daerah. Rinciannya, enam calon bupati dan dua calon wakil bupati. Hasil rekap Komisi Pemilihan Umum di daerah, mereka unggul dalam penghitungan suara. Meski sebagian dari daerah, ada yang masih menunggu keputusan resmi Mahkamah Konstitusi untuk penetapan kemenangan.
Dari Kabupaten Tuban, ada nama Aditya Halindra Faridky atau dipanggil Lindra, adalah anak muda usia 28 tahun. Pemuda lajang ini berpasangan dengan calon wakil bupati Riyadi, dan menang mutlak dari dua pasangan calon lain dengan perolehan suara 423.236 (60,01 persen). Tentu hasil rekapitulasi KPU Tuban ini mengejutkan, mengingat dua pasangan calon lain, adalah para politisi dan birokrat senior.
Kemenangan Lindra bisa jadi karena peran besar dari Ibunya, yaitu Haeny Relawati. Seperti diketahui Haeny pernah menjadi Bupati Tuban dua kali periode 2000-2005 dan 2005-2010 anggota DPR-RI untuk daerah pemilihan Bojonegoro-Tuban, dan pernah menjadi anggota DPRD di kabupaten ini.
Ada Rezita Meylani Yopi, 26, tahun calon bupati Indragiri Hulu, Riau, peserta Pilkada 9 Desember 2020. Rezita didampingi calon wakil bupati Junaidi Rachmat. Sebagai catatan, Rezita adalah istri Bupati Indragiri Hulu dua periode, Yopi Arianto. Yopi pernah memecahkan rekor Muri sebagai bupati termuda saat dilantik pada 2010 silam di usia 30 tahun.
Roby Kurniawan,27 tahun, Calon Wakil Bupati Bintan. Pada Pilkada 2020, Roby mendampingi Calon Bupati Bintan petahana Apri Sujadi, yang didukung koalisi Golkar, PKS, PAN, Hanura, dan Demokrat. Hasil rekap KPU setempat Apri-Roby memperoleh 59,5 persen mengalahkan satu pasangan calon lain.
Ada calon Bupati Kediri yaitu Hanindhito Himawan Pramana,28 tahun, merupakan anak dari Sekretaris Kabinet Indonesia Maju Pramono Anung. Hanindhito mendapat dukungan dari PPP, PKB, Gerindra, Golkar, Nasdem, PKS, PPP, PAN, dan Demokrat. Ia didampingi Dewi Maria Ulfa sebagai calon wakil bupati. Hanindhito-Dewi tak punya lawan di Pilkada Kediri 2020 dan berhadapan dengan kotak kosong.
Hanindhito Himawan Pramana,28 tahun, adalah anak dari tokoh PDI Perjuangan, kini menjabat sebagai Sekretaris Kabinet Indonesia Maju Pramono Anung. Anak muda ini memang mutlak karena lawannya adalah kotak kosong.
Kemudian ada Vandiko Timotius Gultom saat ini berusia 28 tahun. Vandiko berpasangan dengan Martua Sitanggang di Pilkada Samosir 2020. Mereka diusung Nasdem, PKB, Golkar, Demokrat, Gerindra, dan Hanura dan meraih 53,2 persen suara pada rekap sementara KPU setempat.
Dari Provinsi Banten, pasamgam Benyamin Davnie- Pilar Saga Ichsan, 29 tahun, adalah Calon Walikota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan di Pilkada 2020. Pilar adalah keponakan dari mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiah. Dua pesaingnya, pasangan Muhammad-Rahayu Saraswati dengan 34,9 persen.Di posisi buntut ada Siti Nurazizah-Ruhamaben dengan 24,4 persen.
Yang menarik, ada Ahmad Muhdlor,29 tahun, calon Bupati Sidoarjo, Jawa Timur. Gus Muhdlor, panggilannya, adalah Sekretaris GP Ansor Sidoarjo. Berbeda dengan calon lainnya, sosok muda ini, putra dari tokoh NU, yaitu pengasuh Pondok Pesantren Bumi Solawat K.H. Agoes Ali Masyhuri. Ia didampingi Subandi dalam Pilkada Sidoarjo 2020 dan untuk sementara unggul dari dua pasangan calon lainnya.
Nama anak muda lain, yaitu Mochamad Nur Arifin, 30 tahun, calon Bupati Trenggalek, Jawa Timur. Gus Ipin, panggilannya, adalah calon petahana dan berpasangan dengan Syah Muhammad Natanegara.
Nama Gus Ipin pernah memecahkan rekor Muri karena pada Pilkada 2015 silam, menjadi wakil bupati termuda pada usia 25 tahun berdampingan dengan Bupati Trenggalek Emil Dardak yang telah terpilih jadi Wakil Gubernur Jawa Timur. Gus Ipin pun naik jabatan.
Masih ada nama-nama calon kepala daerah, yang usianya tentu di angka antara 30 tahun hingga 35 tahun. Ini menjadi menarik, para anak muda memenangi Pilkada bersaing dengan calon lain. Ke depannya, bisa saja Pilkada mendatang, jumlah anak muda yang jadi pemimpin—tepatnya penguasa—untuk memimpin daerahnya.
Anak muda terjun ke politik memang sudah banyak. Tetapi yang ikut bertarung di Pilkada tentu ini banyak syarat dan prasyarat. Syaratnya secara administratif tentu mudah ditebak. Pendidikan minimal yang relatif tinggi, ikut gabung partai politik/atau tidak pun juga tak masalah. Selanjutnya, ada rekomendasi dari partai politik yang mengusungnya.
Sedangkan prasyarat tentu saja tidak ada secara tertulis. Tetapi, akan nampak ketika muncul nama-nama siapa anak muda di belakangnya. Siapa orang tuanya atau orang terdekatnya. Disadari atau tidak, dari delapan anak muda yang ikut Pilkada 2020 dan menang, di belakangnya ada nama-nama orang berpengaruh. Ada tokoh formal dan informal.
Bagi tokoh formal, kini kerap dihubungkan dengan istilah politik dinasti. Mahkamah Konstitusi mengartikan, sebuah kekuasaan politik yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait hubungan keluarga. Dinasti politik lebih indenik dengan kerajaan. Sebab kekuasaan akan diwariskan secara turun temurun dari ayah kepada anak. Agar kekuasaan akan tetap berada di lingkaran keluarga.
Kita tidak masuk ke pembahasan itu, tetapi lebih ke fenomena anak-anak muda masuk ke dunia politik. Setidaknya sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005, dilaksanakan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dengan pemenang Syaukani Hasan Rais.
Sejak Pilkada langsung digelar, anak muda yang jadi anggota parlemen terus bertambah. Bahkan ada sembilan anggota DPR-RI periode 2019-2024 yang usianya berada di kisaran 25 tahun. Mereka bisa lolos dari daerahnya dan duduk sebagai anggota dewan mewakil daerahnya di Indonesia.
Soal profilnya, siapa-siapa mereka, tentu jangan tanya. Yang jelas, kondisinya tak jauh berbeda dengan para pemenang di Pilkada serentak 9-Desember 2020 silam. Yang jelas, ada di belakangnya orang-orang berpengaruh dan mewariskan ilmu politik dan kekuasaan pada keturunannya.
Kita berharap, hadirnya anak-anak muda berebut di jabatan publik, bisa meningkatkan kinerja, kualitas karyanya, yang itu akan berpengaruh terhadap peningkatan hidup di masyarakat. Dengan pendidikan yang relatif tinggi, para anak muda bisa mempengaruhi sistem birokrasi di pemerintahan kian profesional.
Tentu kita tunggu karya mereka, Anak muda penguasa daerah.
Penulis : Sujatmiko