Rasa syukur sebesar-besarnya atas nikmat Allah SWT. Sebab kita masih ditakdir berjumpa dengan Bulan Ramadhan, Bulan Puasa. Bulan paling spesial dan paling istimewa dalam kalender kita.
Tak hanya mulia dan istimewa, bulan puasa (Ramadhan) adalah bulan penggemblengan diri, bulan mematangkan mental dan mendewasakan hati. Pada bulan ini, kita dilatih untuk menahan dan menjeda keinginan dari perilaku yang berlebihan.
Bulan puasa adalah bulan maghfirah, bulan ampunan. Bulan yang istimewa bagi kita yang kerap lalai dibulan-bulan yang lainnya.
Puasa adalah “pause”. Artinya berhenti sejenak. Ini adalah Bulan “Pause”. Bulan yang mengajak kita untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk keramaian dunia. Bulan tenang. Bulan syukur. Bulan meningkatkan kedekatan kepada Allah SWT.
Ini bulan yang sangat dinantikan. Bulan yang di dalamnya penuh dengan “kuota” pahala. Bulan yang di dalamnya penuh dengan “dispensasi” ampunan. Bulan yang di dalamnya penuh hadiah rahmat.
Bagi umat Muslim, bulan ini adalah momentum yang sangat dinantikan. Sebab, ini momentum untuk memperbaiki spiritual, mental, moral, dan tentu saja perilaku sosial. Inilah bulan untuk menanam karakter bijaksana.
Ramadhan bukanlah tentang berhenti dari kebiasaan buruk untuk sementara waktu. Ramadhan adalah titik tolak untuk menjadi pribadi muslim yang lebih baik dan berusaha untuk terus selamanya menjadi baik.”
Marhaban Ya Ramadhan, selamat menjalankan ibadah puasa. Mari kita semua menjalani Bulan ini dengan penuh gembira. Penuh bahagia. Dan tentu saja dengan penuh “Rasa Bersyukur”. Sebab, tidak semua orang ditakdir menemuinya. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang beruntung dan mendapatkan keberkahan dari bulan suci yang mulia ini.
Oleh:
Abdulloh Umar, S.Pd
[Ketua DPRD Kab. Bojonegoro]