Bojonegoro,damarinfo.com- Pemerintah Kabupaten menghimbau ke warga agar waspada jika ada pencemaran air Sungai Bengawan Solo. Pada musim kemarau September ini, warga diminta memperhatikan ciri-ciri kualitas air dan penanganan yang tepat.
Bagian Produksi PDAM Bojonegoro Yunus Dawenan mengatakan, ada beberapa ciri jika air tercemar. Salah satunya, berubah berwarna, dan berbau. Sementara untuk pencemaran di Bengawan Solo beberapa hari terakhir, permukaan air tampak gelembung minyak. Untuk itu, warga diimbau agar segera melaporkan ke pihak terkait untuk dapat dipantau kualitas air di Bojonegoro. “Perlu terus dipantau,” ujarnya.
Terkait pencemaran, banyak info yang didapatkannya dari warga pengguna PDAM. Pihak PDAM menekankan pada warga, agar tidak mengonsumsi air PDAM tanpa melalui proses masak.

“Pencemaran waktu itu saya lihat dari limbah tekstil. Cirinya air berwarna hitam kecoklatan dan biasanya limbah bisa mencapai dasar sungai. Jadi, di atas permukaan air itu ada gelembung seperti minyak menggumpal. Di bawah sampai berubah warna. Dan itu bukan pencemaran dari Bojonegoro,” jelasnya.
Sementara, untuk proses sungai normal jika tercemar membutuhkan waktu tiga sampai empat hari tergantung arus air. Terkait air PDAM, pihaknya telah melakukan standar prosedur tentang penanganan penjernihan air. Salah satunya dengan penambahan tanah liat. “Tetap waspada untuk kondisi limbah yang menyebabkan perubahan warna. Penanganannya tetap ada proses tambahan untuk menjernihkan air seperti tanah liat tadi agar layak dikonsumsi,” imbuhnya.
Jika warga ingin memberikan keluhan terkait pencemaran air bisa melalui call center PDAM di nomer (0353) 881253, atau melalui kecamatan untuk diteruskan ke dinas terkait yang menangani.
Perubahan warna air juga dipertanyakan warga pinggir Sungai Bengawan Solo di Desa Dengok, Kecamatan Padangan, arah barat sekitar 35 kilometer dari Kota Bojonegoro. Warga di Desa yang berbatasan dengan Kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah ini, sering kali melihat air dari hijau berubah menjadi kecoklatan.
Di daerah tersebut terdapat banyak pemancing. Mereka ini menempati di jembatan (lama) di Sungai Bengawan Solo, yang menghubungkan Jawa Timur dan Jawa Tengah. “Iya, warnanya agak kecoklatan airnya,” tanda Padi,53 tahun, warga Kelurahan Balun, Kecamatan Cepu, Blora.
Penulis : Syafik/Sujatmiko/ Bojonegorokab.go.id dan pelbagai sumber