Mentjari Indonesia
Begini Traffic Light Zaman Penjajahan Belanda

oleh 238 Dilihat
oleh
(Dalam kota- besar di Hindia- Belanda banjak dipergoenakan perkakas „Stop-Vnj ' sebagi gambar ini dl tempat-perapatan, dengan ini pada pengemoedi-kendaraan dapat ditoendjoekkan apakah mareka itoe haroes brenti atau boleh djalan teroes.)

Damarinfo.com – Traffic Light atau lampu pengatur lalu lintas atau orang Bojonegoro menyebut lampu abang ijo ternyata sudah ada sejak jaman penjajahan belanda. Sebuah Koran berbahasa belanda dan berbahasa melayu  “LOCALE TECHNIEK” TECHNISCH ORGAAN VAN DE VEREENIGING VOOR LOCALE BELANGEN no 4 edisi Oktober 1932 menulis artikel yang berjudul  “ STOP-VRIJ JANG BERDJALAN SENDIRI (AUTOMATIS) Dl TEMPAT-TEMPAT PERAPATAN

Pada tahun itu, lampu lalu lintas ditempatkan di perempatan yang dioperasikan secara manual oleh petugas-petugas kepolisian. Dan diusulkan untuk menggunakan lampu lalu lintas otomatis seperti di Eropa dan Amarika.

Artikel dalam bahasa melayunya tersebut dituliskan seperti berikut;

Pelahan-perlahan  soal tentang mengatoer djalannja kendaraan dalam negeri ini dapat perhatian dari pembesar- negeri dan orang-ramai. Sebagaimana djoega telah terdjadi di tanah Eropah, disinipoen mengatoer djalannja kendaraan itoe bermoela dilakoekan oleh agen-agen polisi dan tanda- jg. Ditempatkan di tengah-tengah djalan ada sangat sederhananja, sedang masing tempat dan masing- kota mempoenjai peratoeran sendiri-sendiri.

Dalam karangan ini ada dipertimbangkan goena dan faedahnja, djika peratoeran djalannja kendaraan itoe boeat seantero Hindia-Belanda dilakoekan menoeroet tjara jg, bersama. Lebih doeloe ditjeriterakannja peratoeran jg. orang pakai pada djaman doeloe, jg. dilakoekan dengan seorang agén berdiri di tengah- perapatan oentoek memberi tanda- pada  kendaraan jg. laloe ditempat itoe dengan tangan.  Pada agén itoe laloe dikasihnja perkakas (pajoeng) STOP-VRI], jg. Dipoetarnja menoeroet keperloean atau-pada tempat- jg. tidak begitoe ramai agén- itoe disoeroehnja berdiri diatasnja seboeah tong kosong.

(Tangkapan Layar Koran “LOCALE TECHNIEK” TECHNISCH ORGAAN VAN DE VEREENIGING VOOR LOCALE BELANGEN no 4 edisi Oktober 1932 )

Apa jg. sekarang berlakoe dalam beberapa kota jg. besar- di Hindia-Belanda ini sama sekali beloemlah menoeroet peratoeran jg. sama, masing^ peratoeran itoe roepanja soedah mempenoehi keperloean dalam kota jg. mempoenjainja.  Tetapi sebagaimanapoen djoega, besarlah faedahnja djika seorang automobilist dikota mana sadja ia datang, bisa menemoei tanda- peratoeran djalannja kendaraan jg, sama, )g. sedemikian itoe tidak sadja memoedahkan djalannja kendaraan, tetapi tentoe djoega akan mengoerangkan banjaknja ketjilakaan ditengah djalan, dan — dalam waktoe ini bisa djoega berarti penghematan,

(Tangkapan Layar Koran “LOCALE TECHNIEK” TECHNISCH ORGAAN VAN DE VEREENIGING VOOR LOCALE BELANGEN no 4 edisi Oktober 1932 )

Oleh karena itoe maka dalam karangan ini selandjoetnja ditjeriterakan riwajatnja peratoeran djalannja kendaraan di Eropah dan Amerika dan achirnja penoelis mengandjoerkan soeatoe mesm STOP-VRIJ jg. berdjalan sendiri (automatis) dengan tidak perloe dilajani oleh seseorang, dan mengharap soepaja mesin itoe dapat dipakai seantero Hindia-Belanda

Penulis : Syafik

Baca Juga :   Mentjari Bodjonegoro Laporan Kekalahan Belanda  dari Pasukan Sosro dilogo Tahun 1827