damarinfo.com- Pertempuran Rajekwesi dibawah pimpinan Tumenggung Sosro dilogo mendapat catatan khusus dari Residen Semarang Lawick Van Pabst dalam suratnya kepada Komisaris Jenderal Du Bus, 2 Desember 1827. Lawick Van Pabts menyampaikan
“In de gegeven omstandigheden geen grooter onheil overkomen dan onrust in het Zuidelijkste district van Rëmbang —Radjëg wesi — welks bevolking tot het slechtste en moeilijkst te besturen gedeelte van heel Java behoort….” (tidak ada bencana yang lebih besar daripada kerusuhan di distrik paling selatan Rëmbang -Radjeg Wesi – yang kerusakannya termasuk yang terparah dan paling sulit dikelola dari seluruh Jawa/diterjemahkan secara bebas dengan google translate)
Sebuah koran berbahasa belanda “Bataviasche Courant” pada edisi 20-Desember-1827, memuat laporan perang antara pasukan belanda melawan pasukan Tumenggung Sosro dilogo di padangan.
Dalam tulisan dengan judul “Rapport van Zijne Excellentie den Luitenant Gouverneur Generaal aan Zyne Excellentie den Kommissaris Generaal”(Laporan Yang Mulia Letnan Gubernur Jenderal kepada Yang Mulia Komisaris Jenderal)
Dalam laporan tersebut Letnan Gubernur jendral De Kock, melaporkan peristiwa yang terjadi di Padangan, dari laporan yang dirikimkan oleh Kolonel Nahuijs.
Laporan tertanggal 13 Desember 1827 yang dikirmkan dari Surakarta ini menyampaikan kekalahan yang diderita oleh Pasukan Belanda saat melawan pasukan “pemberontak” (Begitu belanda menyebutnya) pimpinan Sosro dilogo.
Pada saat itu Kolonel Nahuijs berada di Panoelan dan mendapatkan informasi bahwa Sosro dilogo bersama 800 pasukannya berada di padangan, dan bakal menyebrangi sungai Bengawan Solo. Pasukan belanda pun sudah bersiap menghadang pasukan Sosro dilogo, setelah menunggu dua jam, pasukan Belanda akhirnya bertemu dengan pasukan Sosro dilogo yang ternyata dalam jumlah yang lebih besar dari laporan yang diterima oleh Kolonel Nahuijs.
Dalam peperangan tersebut akhirnya pasukan belanda mundur ke arah Ngawi karena tidak mampu mengimbangi kekuatan pasukan Sosro dilogo.
Laporan tersebut juga menyebutkan alasan kekalahan pasukan belanda, yakni penyerangan yang tergesa-gesa dan informasi yang salah yang sampai kepada Kolonel Nahuijs serta tindakan pengecut dari pasukan dari Madiun.
“De disposition, welke de kolonel Nahuijs genomen had, waren voorzigtig en doelmatig, en de geleden tegenspoe- den zijn een gevolg van de valsche berigten, welke men hem had gegeven, en dus ook van de meerdere en betere magt, die de vijand aanvoerde, dan waarop in den aan- vang was gerekend.
De bevelen schijnen goed gegeven te zijn, maar het te vroegtijdig vuren van onze zijde en het laf hartig gedrag der madionsche raiterij zijn omstandigheden, welke bij deze gelegenheid noodlottige gevolgen hebben gehad”
Penulis: Syafik
Sumber : “Bataviasche Courant” pada edisi 20-Desember-1827. (diunduh dari delpher.nl, Rabu, 11-5-2023, pukul 15.00 WIB)