Mentjari Bodjonegoro
Rindangnya Aloon-aloon Bodjonegoro Tahun 1933

oleh 110 Dilihat
oleh
(aloon-aloon bodjonegoro tahun 1933. Sumber : Majalah Locale Techniek Tahun 1933)

Damarinfo.com – Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1931 mengeluarkan peraturan tentang Perlindungan dan perawatan monumen budaya, yang tercatat dalam Stadblad nomor 238. Salah satunya adalah aloon-aloon.

Dalam majalah Locale Teckhniek edisi Mei-Juni tahun 1933 menulis artikel berjudul  “Organisatie van Locale Monumentenzorg organisasi Peduli Monumen Lokal (Diartikan secara bebas dengan google translate).  Didalam artikel tersebut disebutkan arti monumen adalah monumen adalah konstruksi yang indah, pemandangan kota atau sejenisnya, yang keindahan atau sejarah yang cukup atau memiliki kepentingan budaya. (monumenten gerekend worden een fraaie aanleg, een stadsgezicht of dergelijke, welke van voldoende schoonheid of geschiedkundig dan wel cultureel belang zijn te achten)

Secara umum artikel ini adalah kritikan dari organisasi peduli monumen lokal kepada pemerintah hindia belanda pada saat itu yang kurang mepedulikan monumen-monumen lokal di tanah jajahanya termasuk di dalamnya adalah aloon-aloon Bodjonegoro.

Pada foto  aloon-aloon Bodjonegoro pada majalah berbahasa belanda dan terdapat terjemahan Bahasa Indonesia ini  tertulis keterangan “Alüon-alüon te Bodjonegoro. De doorkijk tusschen de prachtige waringins op den voorgrond naar den ingang tot het Regentserf op den achtergrond, is bijzonder fraai. Zeer te betreuren is het dat inplaats van de traditioneele steenen ommuringen men de stammen der waringin door moderne ijzeren hekken heeft omgeven, welke geheel uit den toon vallen. Op den achtergrond links het nieuwe Regentschapsraadhuis met kantoor dat indertijd werd gebouwd door den architect dipl. ing. B. De Vistarini (Soerabaja) en werd afgebeeld in no. 3 jaargang 1933 van Locale Techniek.’ (Aloon-aloon di Bodjonegoro. Pemandangan di antara waringin yang indah di latar depan pintu masuk Bupati di latar belakang, adalah sangat indah. Sangat disayangkan bahwa alih-alih batu tradisional tembok pohon waringin sudah di kelilingi gerbang besi modern, yang benar-benar tidak pada tempatnya. Di latar belakang di sebelah kiri yang baru Balai kota kabupaten dengan kantor yang dibangun oleh arsitek pada saat itu dipl ing.B. De Vistarini (Surabaya) dan digambarkan dalam no.3 jilid 1933 Teknologi Lokal. *diartikan secara bebas melalui google translate)’

Baca Juga :   Mentjari Bodjonegoro September, Bulan Istimewa untuk Bojonegoro
(aloon-aloon bodjonegoro tahun 1933. Sumber : Majalah Locale Techniek Tahun 1933)

Photo dari sisi lain dari aloon-aloon juga ditampilkan dalam majalah yang beralamat redaksi di tjiliwoengstraat 13, bandoeng ini . Dalam Keteranganya disebutkan Aloon-aloon di Bodjonegoro. Dibawah wariiigin doewa poen dapat pemandangan jang amat sergam. Sajang poen pagar di sampingnja pohon waringin terbikin dari besi jang disini tak terliat pantas. Teroetamanja djiga pagar itoe dibikin dari tembok mitoeroet biasanja tjara asli boemi. Di djaoeh terliat kantor dev/an Kabopaten, jang dahoeloe dibangoenkan mitoeroet rentjana dari dipl. ing. B. De Vistarini architekt dan Soerabaja. Bangoenan ini diliatkan djoega dalam Locale Techniek No. 3 — 1933.

 

Baca Juga :   Siapa Dia Anak Boepati Bodjonegoro yang Jadi Gubernur

Penulis : Syafik

Sumber : Locale Techniek Edisi Mei-Juni