damainfo.com – Pada tahun 1933 , seorang ilmuwan Belanda bernama H. Overbeck mulai menyusun sebuah dokumen budaya yang luar biasa: Javaansche Meisjesspelen en Kinderliedjes (Permainan Gadis Jawa dan Lagu Anak Jawa ). Karya ini bukan hanya sekadar dokumentasi permainan anak-anak , tetapi juga menjadi salah satu catatan paling komprehensif tentang dunia anak Jawa pada masa lalu, ketika permainan tradisional masih hidup di halaman rumah, lapangan desa, dan bawah sinar bulan.
Dalam buku ini, Overbeck bersama kolega lokalnya, R. Kismana, berhasil mengumpulkan lebih dari 1500 hingga 2000 lagu dan permainan , yang kemudian disunting menjadi 690 nomor utama . Hasilnya adalah sebuah warisan budaya yang mencerminkan nilai-nilai sosial, kecerdasan emosional , dan kekayaan imajinasi anak-anak Jawa.
Sayangnya, seperti yang dikhawatirkan oleh Overbeck saat itu:
“Sangat penting agar kumpulan materi yang sangat kaya dalam berbagai bidang antropologi rakyat ini… segera tersedia bagi para ahli untuk diteliti lebih lanjut, sebelum permainan dan lagu-lagu itu sendiri secara bertahap lenyap dari kehidupan rakyat karena semakin meluasnya pengaruh peradaban Barat.”
Dan benar saja, lebih dari 90 tahun kemudian , banyak dari permainan dan lagu tersebut telah punah atau nyaris punah . Namun, melalui dokumen ini, kita masih bisa membayangkan bagaimana anak-anak Jawa dulu bermain, bernyanyi, dan saling mengenal lewat gerakan tangan, irama musik, serta cerita sederhana yang sarat makna.
Struktur Buku: Empat Bab Utama
Buku ini dibagi ke dalam empat bab besar , yang masing-masing mengelompokkan jenis permainan dan lagu berdasarkan tema dan konteksnya:
- Bab A – Gewone Spelen (Permainan Biasa) Memuat permainan-permainan fisik dan interaktif yang umum dimainkan oleh anak-anak, termasuk nyanyian, gerakan tubuh, dan aturan sederhana.
- Bab B – Liederen (Lagu-Lagu) Hanya berisi lagu-lagu tanpa permainan eksplisit, tetapi sering kali memiliki hubungan tersirat dengan aktivitas anak-anak.
- Bab C – Ni Towok dan Permainan Sejenisnya Fokus pada permainan kelompok yang kompleks dan bermakna secara sosial .
- Bab D – Biologeerspelen (Permainan Biologis) Mencakup permainan yang berkaitan dengan pertumbuhan, kelahiran, dan siklus hidup , biasanya dimainkan oleh anak perempuan.
Grup Goela-Ganti: Permainan Kelompok yang Penuh Makna
Salah satu grup permainan yang sangat menarik adalah Goela-Ganti , yang merupakan permainan kelompok yang melibatkan nyanyian, gerakan, dan pergantian peran . Grup ini sangat populer di kalangan anak perempuan , meskipun kadang-kadang juga dimainkan oleh anak laki-laki kecil .
Kenapa Harus Peduli?
Permainan dan lagu anak bukan hanya soal kesenangan semata. Mereka adalah cara anak-anak belajar nilai-nilai budaya, norma sosial, dan cara hidup kolektif . Dalam permainan tradisional , anak-anak dilatih untuk bekerja sama, bersosialisasi, dan berkreativitas.
Namun, sayangnya, banyak dari permainan ini sudah hilang dari kehidupan sehari-hari . Di era digital ini, anak-anak lebih akrab dengan gawai daripada dengan lingkungan alam dan teman sebaya. Permainan tradisional yang membutuhkan ruang terbuka, interaksi langsung, dan imajinasi kolektif, kini hampir punah.
Perlukah Dihidupkan Kembali?
Meskipun zaman telah berubah, usaha untuk melestarikan dan merevitalisasi permainan dan lagu anak tradisional masih bisa dilakukan, misalnya melalui:
- Integrasi dalam kurikulum pendidikan dasar
- Penyelenggaraan festival budaya lokal
- Pembuatan aplikasi edukatif berbasis teknologi
Langkah-langkah ini dapat menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, sehingga anak-anak masa kini tetap bisa merasakan kekayaan budaya nenek moyang mereka .
Catatan dari Masa Lalu untuk Masa Depan
Karya Overbeck adalah jendela ke masa lalu, yang memberi kita gambaran betapa kaya dan indahnya dunia anak Jawa tempo dulu . Ia juga menjadi peringatan keras akan rapuhnya warisan budaya jika tidak dirawat dengan baik .
Kini, tanggung jawab ada di tangan kita — masyarakat Jawa dan Indonesia secara umum — untuk tidak hanya membaca dan menghargai karya ini sebagai artefak sejarah, tetapi juga menjadikannya inspirasi untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya dalam bentuk baru .
“Dan jika kami gagal melihat hutan karena banyaknya pohon, maka biarlah generasi baru yang datang nanti mampu melihat keindahan yang sempat kami lewatkan.”
Penulis ; Syafik
Sumber : buku (” JAVAANSCHE MEISJESSPELEN EN KINDERLIEDJES. BESCHRIJVING DER SPELEN, JAVAANSCHE LIEDERTEKSTEN, VERTALING. Bewerkt door H. OVERBECK. terbit tahun 1933. diunduh dari delpher.nl, diterjemahkan dengan chat.qwen.ai)