Jambu Biji Bojonegoro: Kisah Sang Juara di Jawa Timur yang Berjuang Bangkit

oleh 66 Dilihat
oleh
Jambu Biji Bojonegoro
(Kebun Jambu Biji di Bandungrejo Kecamatan Ngasem Bojonegoro. Foto :bojonegorokab.go.id)

damarinfo.com – Data Jawa Timur dalam Angka 2025 menunjukkan produksi jambu biji Jatim hampir stabil di angka 789.605 kuintal (2024), turun tipis 1,1% dari 2023. Tapi di balik angka yang terlihat “aman” ini, ada drama besar: Jember sebagai raja tak tergoyahkan dengan produksi 155.667 kuintal, sementara wilayah seperti Situbondo hanya mampu menghasilkan 1.139 kuintal—setara dengan 2-3 kali panen kebun kecil!

Top 3 Produsen Jambu Biji Jatim 2024:

  1. Jember (155.667 kuintal) → Bos besar yang menyumbang 19,7% produksi Jatim.

  2. Bojonegoro (132.745 kuintal) → Runner-up dengan kontribusi 16,8%.

  3. Malang (61.138 kuintal) → Naik 37,2% dari 2023, menunjukkan tren positif.

3 Kabupaten dengan Produksi Terendah:

  1. Situbondo (1.139 kuintal) → Hanya cukup untuk supply pasar lokal.

  2. Probolinggo Kota (357 kuintal) → Lebih fokus ke perkebunan lain.

  3. Blitar Kota (162 kuintal) → Wilayah urban yang minim lahan pertanian.

Bojonegoro: Si Raja Jambu Biji yang Terpeleset

Bojonegoro—yang sempat menjadi produsen jambu biji terbesar kedua di Jatim—ternyata menyimpan cerita pilu: produksinya terus merosot sejak 2022. Apa yang terjadi?

Baca Juga :   Tren Produksi Blimbing di Jawa Timur: Bagaimana Kabupaten Bojonegoro Bersaing?

3 Fakta Kritis Bojonegoro:

  1. Jambu Biji: Tren Turun Terus

    • 2022: Puncak produksi (428.201 kuintal), tertinggi se-Jatim.

    • 2023: Anjlok 66,9% (141.665 kuintal) → Seperti es batu di terik matahari.

    • 2024: Turun lagi 6,3% (132.745 kuintal).

  2. Penyebab Potensial:

    • Serangan hama atau penyakit tanaman pasca-panen 2022.

    • Alih fungsi lahan ke komoditas lain seperti jagung atau tebu.

    • Iklim ekstrem (El Niño 2023) yang memengaruhi produktivitas.

  3. Tetap Jadi Penyangga:

    • Meski turun, Bojonegoro masih penghasil jambu biji terbesar kedua setelah Jember.

    • Kontribusi terhadap Jatim: 16,8% (2024).

5 Kabupaten Produsen Terbesar Jambu Biji & Jambu Air Jawa Timur 2024

Peringkat Kabupaten Produksi Jambu Biji (kw) Produksi Jambu Air (kw)
1 Jember 155,667 31,420
2 Bojonegoro 132,745 6,869
3 Malang 61,138 16,085
4 Ngawi 54,033 17,090
5 Banyuwangi 32,903 13,587

Bandingkan dengan Jambu Air: Kisah yang Berbeda

Sementara jambu biji terpuruk, jambu air Bojonegoro justru menunjukkan fluktuasi unik:

  • 2022: Produksi melonjak 174% (12.848 kuintal).

  • 2023-2024: Turun bertahap, tapi tidak separah jambu biji.

Mengapa?

  • Jambu air lebih tahan terhadap perubahan iklim.

  • Permintaan pasar lokal stabil, tapi tidak sebesar jambu biji.

Baca Juga :   Peringkat Turun, Asa Tetap Menyala: Potret Belimbing Bojonegoro di Peta Jawa Timur

Akar Masalah: Kenapa Bojonegoro (dan Beberapa Wilayah Lain) Tumbang?

  1. Ketergantungan Ekstrem pada Satu Komoditas → Saat jambu biji sakit, seluruh produksi kolaps.

  2. Minimnya Inovasi Pertanian → Masih bergantung pada pola tanam tradisional.

  3. Ancaman Perubahan Iklim → Bojonegoro termasuk zona rentan kekeringan.

Lampu Hijau: Peluang Bangkit di 2025

  1. Revitalisasi Kebun:

    • Peremajaan pohon tua dengan varietas unggul (e.g., jambu kristal).

    • Pengendalian hama terintegrasi.

  2. Diversifikasi Pasar:

    • Olahan jambu biji (jus, selai) untuk nilai tambah.

  3. Teknologi Pertanian:

    • Sistem irigasi tetes untuk antisipasi musim kering.

Produksi jambu biji Bojonegoro ibarat kereta roller coaster: sempat melambung tinggi di 2022, lalu terjun bebas di 2023-2024. Namun, dengan strategi tepat—mulai dari peremajaan kebun hingga diversifikasi—Bojonegoro bisa kembali menjadi raja jambu biji Jawa Timur.

Data adalah cermin: ia tak berbohong, tapi sering kali menyimpan cerita yang perlu kita gali lebih dalam.

Penulis : Syafik

Sumber:

  • BPS Provinsi Jawa Timur (2025)

  • BPS Kabupaten Bojonegoro (2025)