Bojonegoro- Inspektur Jenderal Angkatan Darat (Irjenad) Letnan Jenderal TNI Benny Susianto mengatakan, anggaran TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) lebih irit dan efisien. “Kalau dihitung, program TMMD ini lebih irit,” ujarnya dalam kunjungan kerja program TMMD di Desa Ngrancang, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Kamis 18-Maret-2021.
Dicontohkan, lanjut Benny Susianto, total anggaran TMMD ke 110 di Desa Ngrancang sebesar Rp 9,3 miliar bantuan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro, dimana proses pelaksanaanya lebih irit dan efisian. Karena jika program ini dilakukan dengan cara tender, biayanya bisa antara Rp 11 miliar hingga Rp 12 miliar jumlahnya. ”Jadi lebih efisien,” imbuhnya saat disampingi Komandan Kodim Bojonegoro Letnan Kolonel Inf Bambang Haariyanto. Benny menambahkan, untuk pelaksanaannya, melibatkan tenaga masyarakat, anggota TNI dan dengan terkait. Jadinya ada hubungan sinergi antara Mabes TNI AD lewat Kodim Bojonegoro dengan Pemerintah Bojonegoro.
Sebagai catatan, lanjut Letjen Benny, bahwa program TMMD digelar di 50 daerah di seluruh Tanah Air. Misalnya untuk TMMD digelar sebanyak tiga kali dimana keseluruhannya nanti ada 150 lokasi. Dan daerahnya, tidak hanya di Pulau Jawa saja, tetapi juga di luar Pulau Jawa. Sasarannya adalah rehab rumah rusak, bangun jalan di pelosok, dan mengalirkan listrik. Salah satu syarat lokasi yang kita bangun, daerah pinggiran dengan akses terbatas.
Desa Ngrancang, menjadi sasaran daerah yang ikut program TMMD, dimana lokasinya pinggir hutan jati, sekitar 43 kilometer dari Kota Bojonegoro. Sebagian jalan ini, sebelumnya batu makadam, bergelombang dan sebagian tanah. Bahkan, salah satu dusunnya belum dialiri listrik. Makanya kemudian ada program TMMD untuk pengaspalan jalan, rehab rumah bagi warga di bawah praejahtera, dan pembenahan aliran sungai.
Sekretaris Daerah Bojonegoro, Nurul Azizah mengatakan, untuk TMMD di Bojonegoro sudah digelar di Desa Ngrancang dan sebelumnya di Desa Napis, keduanya di Kecamatan Tambakrejo. Ada beberapa kilometer jalan poros desa yang sudah diaspal, dari sebelumnya jalan batu makadam yang lincin dan bergelombang. Daerah Tambakrejo, sebagian berada di pinggir hutan jati.”Tapi, kini daerahnya sudah terbuka dan transportasi lancar,” imbuhnya.
Penulis : Sujatmiko