DKPP Bojonegoro Bersyukur dan Optimis Produksi Padi 2025 Tetap Ungguli Ngawi Hingga Akhir Tahun

oleh 88 Dilihat
oleh
(Kepala DKPP Kabupaten Bojonegoro Zaenal Fanani saat kunjungi Gudang Pupuk di Sumberejo Kamis 24-4-2025. Foto : Tim Media Bupati Setyo Wahono)

Bojonegoro,damarinfo.com – Capaian produksi padi Bojonegoro yang berhasil menyalip Kabupaten Ngawi dan menempati posisi kedua di Jawa Timur disambut dengan rasa syukur oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro.

Kepala DKPP Bojonegoro, Zaenal Fanani, S.Pi., M.P., menyampaikan rasa syukur sekaligus kewaspadaan.

“Kami dari DKPP sangat gembira dan mengucapkan Syukur Alhamdulillah yang tak terhingga, karena semua atas pertolongan dan welas asih Gusti Allah,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Selasa pagi 5-11-2025.

Masih Ada Empat Bulan untuk Dijaga

Zaenal menjelaskan bahwa data produksi padi dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal November 2025 masih bersifat ASEM (Angka Sementara). Data tersebut diperoleh dari pengamatan lapangan menggunakan metode KSA (Kerangka Sampel Area) yang dilakukan pada bulan September.

“Masih ada empat bulan lagi yang harus kami kawal dan perjuangkan agar pertanaman sekarang bisa selamat sampai panen,” jelasnya.

DKPP, lanjutnya, memperkuat pengamatan lapangan, mitigasi serangan hama, serta pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) agar hasil tetap stabil hingga akhir tahun.

Pengawasan Hama Diperketat

Zaenal menyebut koordinasi dengan Wilayah Kerja (Wilker) UPT Proteksi Tanaman Provinsi Jawa Timur kini berlangsung lebih intens. Petugas POPT (Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan) rutin berkeliling dan memantau kondisi sawah di wilayah tugasnya.

Baca Juga :   Wiwitan Petani Sidodadi, Bupati Targetkan Bojonegoro Nomor Dua di Jatim

“Petani jangan lengah. Terus amati sawah masing-masing. Bila muncul hama atau penyakit, segera lapor ke PPL atau POPT,” tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa sebagian besar lahan Bojonegoro pada 2025 mengikuti pola tanam padi–padi–padi. Pola ini meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperbesar risiko ledakan hama jika pengendalian tidak dilakukan dengan disiplin.

Bantuan Stimulan untuk Petani

Untuk memperkuat ketahanan tanaman, DKPP menyalurkan bantuan stimulan pestisida nabati, agensi hayati, dan pestisida kimia kepada kelompok tani. Bantuan ini bertujuan menjaga lahan tetap sehat hingga panen akhir tahun.

Zaenal menegaskan, data peningkatan produksi bukan sekadar harapan, melainkan hasil nyata dari pengamatan BPS.

“Ini bukan sinyal, tapi hasil sampling BPS. Jika tidak ada ledakan hama, penyakit, atau bencana alam yang menyebabkan puso, InsyaAllah ASEM akan menjadi ATAP (Angka Tetap) yang dirilis BPS pada Maret 2026,” jelasnya.

Optimis Pertahankan Peringkat Kedua

Menanggapi peluang Bojonegoro untuk tetap unggul atas Ngawi hingga akhir tahun, Zaenal optimis.

InsyaAllah, kami sudah menganalisa data dari PPL dan POPT di lapangan,” ujarnya yakin.

Ia menilai, keberhasilan Bojonegoro lahir dari semangat petani dan dukungan lintas sektor. DKPP berkomitmen menjaga kondisi tanaman agar tetap sehat hingga masa panen berakhir.

“Kami mohon doa dan kerja sama semua pihak agar cita-cita Bapak Bupati dan Ibu Wakil Bupati untuk mempertahankan posisi ini bisa terwujud,” tambahnya.

Sebelumnya, BPS Jawa Timur merilis data bahwa produksi padi Bojonegoro pada 2025 mencapai 886 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) atau sekitar 1,06 juta ton Gabah Kering Panen (GKP).
Angka ini menempatkan Bojonegoro di posisi kedua penghasil padi terbesar di Jawa Timur, melampaui Ngawi yang mencatat 775 ribu ton GKG.

Baca Juga :   Ketika Pisang Menjadi Cerita: Malang Berjaya, Bojonegoro yang Lelah

Capaian tersebut menegaskan arah kebijakan pertanian Bojonegoro di bawah kepemimpinan Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah, yang dilantik pada Februari 2025. Kebijakan yang berpihak pada petani, perbaikan irigasi, serta penguatan penyuluh menjadi kunci keberhasilan ini.

Penulis : Syafik