Damarinfo.com – Pada suatu hari Nabi Muhammad sedang makan bubur di atas gundukan tanah, pada saat itu ada wanita “nakal” (pekerja seks komersial ) lewat dan melihat Nabi Muhammad.
Lalu wanita itu berkata “ hai lihatlah nabi koq duduknya seperti duduknya budak, cara makanya juga seperti cara makanya budak”
Nabi pun dengan sabar menjawab “ ya memang aku ini budak terbaik, tidak budak terbaik dibandingkan dengan saya (Budaknya Alloh)”
Tidak selesai sampai disitu, wanita itu melanjutkan ocehanya “makan koq ga towo-towo (menawarkan)” akhirnya Nabi pun menawari pada wanita itu” ya sudah ini makan”
Lalu wanita itu berkata “ ya ambilkan, menawarkan koq tidak mau mengambilkan “ dengan sabar, Nabipun mau mengambilkan, namun wanita itu malah berkata “ aku minta yang sudah kamu kunyah” Nabi pun dengan sabar memberikan bubur yang sudah dikunyah itu kepada wanita tersebut, dan dimakan oleh wanita tersebut. Setelah kejadian itu wanita itu berubah menjadi lebih baik, tidak lagi berzina dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad.
Kisah itu diceritakan oleh KH. Bahaudin Nursalim atau masyhur disebut Gus Baha dalam potongan video yang diunggah oleh akun youtube kajian cerdas official, pada 4 Februari 2021.
“artinya seandainya Nabi nganggo teori muru’ah atau harga diri, entek wis.misale kowe duwe unto siji mberot, terus ga mbok goleki, terus kowe ra duwe unto tenan (Seandainya Nabi menggunakan teori harga diri, ya habis, misalnya kamu punya unta satu hilang, terus tidak kamu cari ya kamu tidak mempunyai unta)” Kata Gus Baha.
Lanjut Gus Baha intinya Nabi itu rasional, maksudnya umat nya Nabi yang sudah “waras” (mengikuti ajaran Nabi) ya sudah dibarkan saja, kalau ingin bertambah umatnya ya harus bersabar dengan umat yang belum waras biar tidak hilang. Sekali Nabi tidak sabar yang hilang umat yang seperti itu.
“jadi sabar itu rasional” Tegas Gus Baha.
Gus Baha melanjutkan seandainya Nabi Muhammad menghadapi wanita dengan tidak bersabar lalu melaknat wanita itu sebagai ahli neraka, maka Nabi tidak memiliki prestasi membuat orang fasik taubat. Padahal ciri utama orang baik adalah membaikan orang yang tidak baik.
Jadi jika kalian jadi Kyai ya harus sabar, jika yang mengaji orangnya ya itu-itu saja, wong yang senang ngaji memang orang-orang itu saja. Karena sekali berbicara yang tidak enak didengar oleh orang-orang yang ngaji tersebut, orang-orang yang ngaji itu akan berubah tidak ngaji.
Penulis : syafik
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=bbJahcHI11I