Bupati Bojonegoro Setyo Wahono Tekankan Kepemimpinan Kolaboratif ASN untuk Atasi Kemiskinan

oleh 400 Dilihat
oleh
(Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dan Bupati Bojonegoro 2008-2018 Suyoto dalam acara Leadership Education and Action Foundation for Sustainability (LEANS), Senin 13-10-2025. Foto : bagian prokopim Setda Bojonegoro)

Bojonegoro, damarinfo.com – Bupati Bojonegoro Setyo Wahono membuka pelatihan Leadership Education and Action Foundation for Sustainability (LEANS) yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) bekerja sama dengan United in Diversity (UID).
Kegiatan berlangsung di Hotel Dewarna Bojonegoro, Senin (14/10/2025).

Peserta dari Berbagai OPD dan Desa

Pelatihan ini diikuti oleh 50 ASN dari berbagai OPD yang menangani program pengentasan kemiskinan. Selain itu, ada sembilan peserta dari unsur kecamatan dan perwakilan desa.
Peserta kewilayahan meliputi Camat Kedungadem beserta Kepala Desa Tondomulo, PKK, dan Posyandu; Camat Sumberrejo; Camat Ngasem bersama Kepala Desa Kolong, PKK, dan Posyandu; Camat Tambakrejo; serta Camat Ngraho bersama Kepala Desa Nganti, PKK, dan Posyandu.

Tiga desa tersebut — Tondomulo (Kedungadem), Kolong (Ngasem), dan Nganti (Ngraho) — menjadi desa percontohan (pilot project) dalam program pengentasan kemiskinan tahap awal Kabupaten Bojonegoro.

Baca Juga :   Kang Yoto dan Pelatihan Kepemimpinan Digital untuk Birokrasi Bojonegoro

Bupati: ASN Harus Berpikir Berbasis Hasil

Dalam sambutannya, Bupati Setyo Wahono menegaskan pentingnya membangun mindset kemandirian dan profesionalisme ASN.
Menurutnya, birokrasi harus berorientasi pada hasil (outcome-based) dan berani berinovasi agar setiap program memberi manfaat langsung bagi masyarakat.

“Target kita bukan hanya penyerapan anggaran, tetapi bagaimana program benar-benar memberi nilai dan dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Bupati Setyo Wahono.

Dorong Sinergi Lintas Sektor

Bupati juga menekankan bahwa pengentasan kemiskinan memerlukan kolaborasi lintas sektor. Pemerintah tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan dari dunia usaha, akademisi, maupun organisasi masyarakat.

“Kemiskinan tidak bisa diatasi sendiri oleh pemerintah. Harus ada sinergi, keterbukaan, dan kolaborasi dari semua pihak agar hasilnya berkelanjutan,” tegasnya.

Menurutnya, dengan memperkuat kerja sama antar-OPD dan lintas lembaga, upaya menurunkan angka kemiskinan akan lebih cepat dan berkelanjutan.

Baca Juga :   Menguji Data Damisda untuk Program Pemimpin Baru Bojonegoro

BKPP: LEANS Perkuat Kepemimpinan dan Kolaborasi

Kepala BKPP Bojonegoro menjelaskan bahwa pelatihan LEANS dirancang untuk memperkuat kompetensi dan kepemimpinan ASN, sekaligus mendorong kolaborasi lintas sektor.
Program ini juga menjadi wadah membangun jejaring kerja antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi awal sinergi lintas sektor. Penanganan kemiskinan tidak bisa hanya dilakukan oleh unsur pemerintah, tetapi juga perlu melibatkan swasta, akademisi, NGO, hingga perusahaan melalui program CSR,” ujarnya.

Komitmen Pemkab Bangun ASN Adaptif dan Berkelanjutan

Pelatihan LEANS menjadi bagian dari komitmen Pemkab Bojonegoro dalam membentuk ASN yang kolaboratif, adaptif, dan berorientasi pada keberlanjutan.
Dengan peningkatan kapasitas ini, ASN diharapkan mampu mendorong penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara lebih efektif.

Editor: Syafik

Sumber : Bagian Prokopim Setda Bojonegoro