damarinfo.com- Ketika hujan mengguyur sawah, Saripah tak menyangka suaminya tak akan pernah pulang. Lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu meninggal dunia akibat tersambar petir saat memanen padi. Kehilangan itu tak hanya menyisakan duka, tapi juga kekhawatiran akan masa depan anak-anak mereka.
Namun, dalam waktu yang tak lama, Saripah mendapat kabar bahwa dirinya berhak atas santunan dari BPJS Ketenagakerjaan. Suaminya ternyata termasuk dalam peserta yang didaftarkan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam program jaminan sosial bagi pekerja rentan. Santunan senilai Rp152.500.000 pun diterimanya, memberikan secercah harapan untuk pendidikan anak-anaknya yang sempat nyaris terhenti.
“Saya sangat terbantu. Uang ini akan saya gunakan untuk menyekolahkan anak hingga kuliah,” kata Saripah, warga Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, saat menghadiri penyerahan santunan di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Bojonegoro, Selasa 20-5-2025.
Ia adalah satu dari sembilan ahli waris yang menerima manfaat program tersebut hari itu. Total, sudah 197.893 warga Bojonegoro yang didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Mereka berasal dari kelompok pekerja rentan seperti petani, buruh harian, hingga penerima insentif daerah seperti RT/RW, guru ngaji, marbot, dan kader kesehatan.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sendiri menganggarkan Rp35 miliar di tahun 2025 untuk menjamin keberlanjutan program ini. Tujuannya, memberikan perlindungan sosial bagi keluarga miskin jika terjadi risiko kehilangan anggota keluarga yang menjadi tulang punggung ekonomi.
Dalam acara penyerahan santunan, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menyampaikan harapannya agar kerja sama antara Pemkab dan BPJS Ketenagakerjaan bisa terus ditingkatkan. “Program ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Harapannya, makin banyak pekerja rentan yang terlindungi,” ujarnya.
Apresiasi juga datang dari Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jawa Timur, Hadi Purnomo. Ia menyebut langkah Bojonegoro cukup progresif dibanding banyak daerah lain. “Akselerasinya cukup tinggi. Semoga ini menjadi contoh bagi daerah lain dalam memperluas perlindungan sosial,” katanya.
Meski begitu, belum semua pekerja rentan di Bojonegoro terjangkau oleh program ini. Masih banyak yang belum terdaftar, terutama di sektor informal yang mobilitasnya tinggi dan minim akses informasi.
Pemerintah daerah menyadari tantangan itu. Program ini masih terus dievaluasi untuk menjangkau lebih banyak kelompok masyarakat yang selama ini luput dari jaminan sosial. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, perlindungan seperti ini bukan hanya soal santunan, tapi juga tentang menghadirkan rasa aman di tengah ketidakpastian.
Editor : Syafik
Sumber : bojonegorokab.go.id