Damarinfo.com – Penurunan Prevalensi balita stunting menjadi salah satu prioritas Pemerintah Repulik Indonesia, pasalnya prevalensi balita stunting masih diatas 20 persen yakni 24,4 persen di tahun 2021. Targetnya adalah penurunan prevalensi bayi stunting hingga 14 persen
Menurut Kementerian Kesehatan Balita Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Kondisi Gizi balita juga diukur dengan Wasting yaitu kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah (kurus) dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah.
Kriteria kondisi gisi ada empat kategori yaitu
- Baik : Stunted <20% dan Wasted <5 %
- Akut : Stunted <20% dan Wasted >=5 %
- Kronis : Stunted >=20% dan Wasted <5 %
- Kronis akut : Stunted >=20% dan Wasted >=5 %
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2021 melakukan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dan salah satu hasilnya adalah prevalensi Balita stunted dan Wasted berdasar Kabupaten/Kota di Indonesia, termasuk di Jawa Timur.
Di Jawa Timur sendiri prevalensi balita stunting sebesar 23,5 persen, sementara balita wastingnya adalah 6,4 persen sehingga masuk kategori gizi kronis akut.
Berikut 10 Kabupaten/Kota dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Jawa Timur
- Kabupaten Bangkalan dengan prevalensi balita stunting sebesar 38,9
- Kabupaten Pamekasan dengan prevalensi balita stunting sebesar 38,7
- Kabupaten Bondowoso dengan prevalensi balita stunting sebesar 37,0
- Kabupaten Lumajang dengan prevalensi balita stunting sebesar 30,1
- Kabupaten Sumenep dengan prevalensi balita stunting sebesar 29,0
- Kota Surabaya dengan prevalensi balita stunting sebesar 28,9
- Kabupaten Mojokerto dengan prevalensi balita stunting sebesar 27,4
- Kota Malang dengan prevalensi balita stunting sebesar 25,7
- Kabupaten Malang dengan prevalensi balita stunting sebesar 25,7
- Kabupaten Nganjuk dengan prevalensi balita stunting sebesar 25,3

Itu tadi data prevalensi balita stunting tertinggi di Jawa Timur tahun 2021.
Penulis : Syafik
Sumber : Buku Saku “hasil Studi Status Gizi Indoneisa (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun 2021