Dalam lima tahun ke depan bisa jadi mereka bakal berfikir untuk mengembalikan modal yang mereka gunakan untuk membeli kursi itu, bagi yang dananya bukan dana hasil berhutang, mereka lebih nyaman, mereka tinggal berhitung untuk mengembalikan modalnya dan digunakan untuk modal pada pemilu lima tahun mendatang.
Namun bagi mereka yang dana pemilunya hasil berhutang, maka dipastikan mereka harus membayar hutang dulu baru, lalu baru berfikir mengumpulkan lagi untuk modal pada Pemilu 2029 mendatang.

Soal mandat dari rakyat, bukan menjadi prioritas karena sudah dibeli putus, artinya tidak ada kewajiban lanjutan bagi mereka kepada rakyat yang telah menjual suaranya itu. Sesekali ada anggota yang bersuara, ya sekedar agar pantas saja kalau mereka itu mewakili kepentingan rakyat. Sesekali menerima aspirasi dari warga yang mengadu kepada mereka untuk menyelesaikan masalah mereka, namun ya belum tentu bisa terselesaikan.
Soal suara-suara dari orang-orang yang mengkritik mereka, tak pelu dihiraukan, karena tidak berpengaruh pada pada terpilihnya mereka pada pemilu lima tahun mendatang. Mereka sudah lihai memenangkan pemilihan dengan jurus utamanya “membeli” suara rakyat itu. Dan jauh lebih banyak rakyat yang memaklumi hal tersebut dibanding rakyat yang mempertanyakan kinerja mereka selama menjadi wakil rakyat.

Dan penduduk Bojonegoro harus rela dengan itu, toh mereka lah yang berani berihtiar untuk mendapatkan kursi DPRD, bukan orang-orang yang cerdik pandai yang peduli atas pengelolaan pemerintahan di Bojonegoro. Jikalau kinerja mereka selama lima tahun mendatang tidak sesuai yang diharapkan, ya harus diterima dengan lapang dada sebagai resiko demokrasi di Indonesia ini.
Kalau kemiskinan masih saja tinggi, kalau pengangguran masih saja banyak, kalau pendidikan masih rendah, kalau kesehatan masyarakat Bojonegoro belum terawat dengan baik, kalau masih saja banyak sekolah rusak, kalau masih banyak petani yang kesulitan pupuk, kalau hasil panen petani dibeli dengan harga rendah, kalau perekonomian rakyat masih saja rendah, kalau sumber daya manusia bojonegoro masih saja rendah dan kalau-kalau yang lain masih saja terjadi di Kabupaten yang kaya ini.
Semua karena rakyat bojonegoro telah menjual suara mereka dan dibeli putus oleh para wakil-wakil rakyat, dan jual beli ini bakal terjadi lagi lima tahun mendatang, sementara para cerdik pandai tak berani berjuang dan mengeluarkan uang, kondisi ini tidak bakal banyak berubah.
Selamat kepada 50 Anggota DPRD Kabupaten Terpilih periode 2024 – 2029, Semoga Tuhan memberikan Hidayah dan Maunah (pertolongannya) kepada anggota DPRD dalam memperjuangkan kepentingan rakyat Bojonegoro.
Penulis : Syafik