Bojonegoro, damarinfo.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bojonegoro merilis Buku “ Bojonegoro dalam Angka Tahun 2024”, salah satunya berisi tentang data Produk Domesti Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bojonegoro.
Salah satu fungsi PDRB adalah untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi sebuah daerah termasuk Kabupaten Bojonegoro. Berdasar pada PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK-2010) laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro tahun 2023 adalah 2,47 persen. Angka ini menempatkan Bojonegoro di urutan ke-3 Kabupaten/Kota dengan laju pertumbuhan ekonomi terendah di Jawa Timur.
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro Lasuri menyampaikan bahwa ini adalah anomali (Kelainan). Pasalnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bojonegoro tertinggi ke dua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya ( APBD Kabupaten Bojonegoro tahun 2024 adalah Rp. 8,2 triliun), sementara laju pertumbuhan ekonominya terendah ke-3.
“ini anomali, kekuatan APBD kita yang Rp. 8 triliun, seharusnya dapat digunakan untuk mendongkrak perekonomian Bojonegoro” Kata Pria yang juga Ketua DPD PAN Bojonegoro ini.
Lasuri mengusulkan kepada pemerintah Bojonegoro untuk mempercepat belanja di awal tahun ini, anggaran-anggaran yang berbasis pekerjaan padat karya segera di cairkan, agar dapat memberikan efek di bawah. Berikutnya adalah untuk menjaga perputaran uang tetap di Bojonegoro maka sebaiknya semua pekerja dari proyek APBD berasal dari Bojonegoro, meski pemenang tender berasal dari luar Bojonegoro.
“APBD sudah kita sahkan akhir 2023, nunggu apa lagi kalau tidak segera dilaksanakan supaya ada kegiatan dan perputaran uang di kabupaten Bojonegoro” Tegas politisi asal Kecamatan Baureno ini.
Lanjut lasuri pihaknya juga mengusulkan untuk menarik investor sebaikya Pemkab Bojonegoro memberikan kenyamanan dan kemudahan investasi di Bojonegoro. Harapannya ada coktail effek bagi warga masyarakat Bojonegoro. Selain itu mumpung APBD masih tinggi sebaiknya membangu tempat wisata yang fenomenal agar bisa menarik para wisatawan pinarak ke Kabupaten Bojonegoro.
“Berikan perlindungan dan pendampingan serta permodalan tanpa bunga kepada para pelaku umkm menengah ke bawah agar mereka bisa menggembangkan usahanya” Pungkas Lasuri.
Sebelumnya Kepala BPS Kabupaten Bojonegoro mengatakan Ekonomi Bojonegoro sangat dipengaruhi oleh sektor pertambangan dan penggalian. Produksi Minyak dan Gas (Migas) dipengaruhi oleh faktor alam, tahun ini produksi migas yang merupakan share terbesar ekonomi Bojonegoro mengalami penurunan, sehingga menarik pertumbuhan ekonomi sektor-sektor lain menjadi tumbuh sebesar 2,47 persen.
“Jika dilihat pertumbuhan ekonomi non Migas ekonomi Bojonegoro tumbuh 5,17 persen, bisa dibandingkan dengan Kabupaten/Kota yang tidak memiliki Migas” Kata Kiki Ferdiana melalu sambungan Whatsapp, Rabu 28-Februari-2024.
Penulis: Syafik