Bojonegoro – Hari Raya Idul Adha 1446 H menjadi momen penting bagi jajaran Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Agung Darussalam Bojonegoro, Jumat pagi 6-6-2025. Sementara itu, Wakil Bupati Nurul Azizah yang akrab disapa Bu Nurul menunaikan salat di Masjid Rest Area Baabus Shofa, Jalan Basuki Rahmat, Bojonegoro.
Wabup Nurul Azizah: Hikmah Kurban dan Refleksi Menuju Generasi Emas
Di lokasi berbeda, Bu Nurul , bersama beberapa kepala OPD, melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Baabus Shofa. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa Idul Adha adalah momen pengingat akan ujian hidup dan sisi kemanusiaan.
“Belajar dari Nabi Ibrahim, kalau ingin sukses harus sabar, ikhlas, berprinsip, dan tidak mudah goyah,” ucapnya.
Wabup Nurul juga mengajak masyarakat untuk memperkuat keluarga sebagai benteng awal, membekali anak-anak dengan ilmu agama, etika, dan disiplin. Ia mengaitkannya dengan visi Generasi Emas 2045 yang menjadi arah pembangunan jangka panjang nasional dan daerah.
Lebih lanjut, ia memaparkan capaian 100 hari kerja Pemkab, antara lain:
-
Pelayanan kesehatan berbasis aplikasi ponsel agar tidak antre.
-
Program jemput bola TBC.
-
Penanganan kemiskinan melalui program domba, lele, dan ayam petelur.
-
Beasiswa Makmur Membanggakan dari SD hingga perguruan tinggi.
-
Kerja sama dengan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan untuk pembayaran premi warga miskin.
-
Dorongan terhadap pendidikan paket B dan C serta pemerataan infrastruktur desa.
Khotbah: Kurban Bukan Mengorbankan Manusia, Tapi Sifat Kebinatangan
KH. M. Masyruchin, dari Majelis Ulama Indonesia Bojonegoro, bertindak sebagai khatib di Masjid Baabus Shofa. Dalam khutbahnya, ia menekankan makna kurban sebagai pengorbanan atas sifat-sifat buruk manusia, bukan kemanusiaannya.
“Yang harus dikorbankan adalah sifat kebinatangan seperti rakus, sombong, iri hati, dan tidak mau dikritik. Itulah yang harus disembelih,” tuturnya.
Idul Adha tahun ini bukan hanya tentang ritual, tapi juga refleksi nilai-nilai kemanusiaan, pelayanan publik, dan pembangunan karakter bangsa. Dari Masjid Agung hingga Baabus Shofa, semangat kurban menyatukan Bojonegoro dalam satu cita: membangun daerah dengan gotong royong, empati, dan akhlak yang kokoh.
Dalam kesempatan tersebut Bu Nurul juga menyerahkan hewan kurban kepada pengurus Masjid Babus sofa dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Editor : Syafik
Sumber : bojonegorokab.go.id