Unigoro Edukasi Publik: Etanol Tidak Berbahaya dan Bisa Jadi Energi Bersih Masa Depan

oleh 59 Dilihat
oleh
(Kaprodi Kimia Unigoro, M. Bakhru Thohir, S.Si., M.Sc., saat ditemui di laboratorium Fakultas Sains dan Teknik Unigoro. Foto :unigoro.ac.id)

Unigoro Dorong Literasi Energi Ramah Lingkungan

Bojonegoro,damarinfo.com – Universitas Bojonegoro (Unigoro) terus aktif mengedukasi publik soal energi bersih. Salah satunya melalui pandangan akademis Kaprodi Kimia Unigoro, M. Bakhru Thohir, S.Si., M.Sc., terkait kebijakan pemerintah menambahkan etanol 10% (E10) pada bahan bakar minyak (BBM).
Menurutnya, langkah ini merupakan strategi penting untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

“Jika etanolnya berasal dari sumber hayati atau bioetanol, maka konsumsi BBM berbasis fosil bisa berkurang. Namun, kebijakan ini menimbulkan perdebatan karena sebagian masyarakat belum siap,” ujar Bakhru, Kamis 16-10-2025.

Ia menegaskan, edukasi publik melalui kampus menjadi kunci agar masyarakat memahami manfaat dan risiko dari kebijakan energi hijau tersebut.

Etanol Naikkan Nilai Oktan, tapi Perlu Adaptasi Teknologi

Bakhru menjelaskan, etanol sudah lama digunakan sebagai bahan bakar, contohnya pada spirtus yang mudah terbakar. Namun, BBM yang dicampur etanol tidak bisa langsung digunakan pada kendaraan biasa. Mesin kendaraan perlu disesuaikan agar kompatibel dan efisien.

Baca Juga :   Bangga Unigoro : Unigoro Makin Kokoh Menjadi Kampus Terdepan di Bojonegoro

“Etanol memiliki nilai Research Octane Number (RON) di atas 100, jauh lebih tinggi dari Pertalite atau Pertamax. Artinya, bahan bakar dengan etanol memiliki pembakaran yang lebih stabil,” terangnya.

Ia menambahkan, adaptasi teknologi menjadi penting agar kendaraan mampu mengoptimalkan potensi etanol tanpa merusak mesin.

Menjawab Tantangan Korosi dan Efisiensi Mesin

Dosen yang aktif meneliti sintesis hijau ini membenarkan bahwa etanol dapat menyebabkan korosi pada mesin. Namun, hal itu bisa dicegah dengan bahan mesin yang tahan karat atau penggunaan aditif anti-korosi.

“Etanol memiliki ikatan hidrogen yang khas, mirip dengan air. Jika uap air masuk ke bahan bakar, reaksi kimianya bisa menimbulkan karat. Tapi dengan desain mesin yang tepat, hal itu bisa dihindari,” jelasnya.

Baca Juga :   Bangga Unigoro! Unigoro Kucurkan Dana Ratusan Juta untuk Riset dan Pengabdian Dosennya

Bakhru menilai, sisi positif etanol jauh lebih besar karena dapat menghasilkan pembakaran sempurna.

“Pembakaran sempurna membuat emisi lebih bersih dan efisien, mendukung upaya pengurangan karbon dioksida,” tambahnya.

Unigoro Siap Jadi Pusat Kajian Energi Hijau Bojonegoro

Melalui riset dan edukasi berkelanjutan, Unigoro berkomitmen menjadi pusat kajian energi hijau di Bojonegoro. Pandangan para dosennya tidak hanya memperkaya diskursus ilmiah, tetapi juga memperkuat peran kampus dalam mendukung transisi energi nasional.

Dengan semangat kolaborasi dan riset terapan, Unigoro membuktikan diri sebagai kampus unggulan daerah yang siap melahirkan inovasi untuk masa depan berkelanjutan.

Editor : Syafik

Sumber : unigoro.ac.id