Ular Keluar Sarangnya di Musim Hujan, Ini Jawabnya

oleh 630 Dilihat
Ular hijau ekor merah ditemukan masuk rumah warga bernama Mega, 16 tahun, beralamat di Jalan Rajekwesi Kelurahan Jetak RT. 02 RW. RW 01, Kecamatan Bojonegoro Foto/dok. Damkar Bojonegoro

Bojonegoro-Pelbagai jenis ular, beracun dan tidak, banyak bermunculan, terutama di musim hujan, dua-tiga bulan akhir tahun 2020 ini. Yang jadi perbincangan adalah, binatang melata ini muncul di area permukiman penduduk di Bojonegoro.

Yang jadi pertanyaan, kenapa ular-ular ini, banyak bermunculan pada awal dan pertengahan musim hujan di Bojonegoro. Benarkah binatang ini keluar sarang karena bertelur, atau ada factor lain. Misalnya, untuk jenis ular beracun, konon mereka ini suka mencari tempat—yang hangat untuk bersembunyi.

Kabarnya, munculnya banyak ular ini, juga terjadi beberapa tahun silam. Tetapi, kenapa pada satu-dua tahun terakhir ini, menjadi heboh. Apalagi, kini didukung publikasi dan dokumentasi setiap ada temuan ular.

Di Bojonegoro, ular berbisa kerap ditemukan masuk rumah penduduk. Terakhir misalnya, ditemukan satu ekor ular welang (bungarus candidus) panjang 125 centimeter dimana masuk kategori beracun (high venomous) di rumah Subandi,42 tahun, di  Perum Puri Dander Asri Rt.50 Rw.10 Ds. Ngumpakdalem Kecamatan Dander Bojonegoro.

Di komplek perumahan ini memang tak hanya satu-dua kali temuan ular beracun. Bahkan, sebelumnya ada ular kobra di rumah Tony, juga warga di perumahan ini. Satu ekor ular kobra indukan yang juga ditangani Tim Fire Rescue Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bojonegoro.”Ya, di komplek perumahan kami kerap ditemukan ular beracun masuk rumah,” tegasnya pada damarinfo.com beberapa waktu lalu.

Baca Juga :   Setelah Ular Hijau, Gantian Ular Welang Sasar Rumah Warga

Data di tim Fire Rescue Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bojonegoro menyebutkan, jumlah ular dari Januari hingga akhir November 2020, tercatat ada 124 temuan. Sebagian besar ular ditemukan berada di lingkungan rumah. Dari jumlah tersebut, bulan November saja ditemukan 12 penanganan, di antaranya ada lima ekor ular kobra, ular hijau ekor merah dan ular belang. Kemudian bulan Desember ada tujuh penanganan, empat ular kobra, satu ular hijau dan satu ular belang. Ini adalah beberapa jenis ular ini beracun yang ganas dan mematikan.

Ular welang sepanjang satu meter yang ditemukan di pekarangan rumah AHmad Nasikin di lingkungan Toyoaji, Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Bojonegoro.Foto/dok. Tim Fire Resque Damkar Bojonegoro

Menurut Kepala Bidang Penyelamatan Damkar Bojonegoro, Aris Teguh, ular adalah hewan nomaden (berindah-pindah untuk mencari mangsa). Hewan ini cenderung tidak menetap di satu tempat dan tidak bisa membuat rumah atau lubang. Dan ketika musim hujan datang, ular banyak keluar masuk rumah untuk mencari tempat menaruh telurnya.”Jadi ini, tolong dicatat,” ujarnya pada damarinfo.com,  Senin 21-Desember-2020  lalu.

Kebetulan, lanjut Aris Teguh,  pada bulan Desember ini, populasi ular cukup banyak. Bisa jadi karena akibat  pada empat bulan lalu, hujan hampir tidak ada sehingga banyak telur menetas di bulan ini. Karena kalau menetas pada musim hujan, biasanya anak ular banyak mati. Tetapi, kalau buln Januari nanti curah hujan berkurang, maka telur-telur ular yang menetas akan banyak. “Sehingga pupulasi bertambah,” tandasnya.

Untuk mengungkap keberadaan ular ini, Aris Teguh lalu membuka beberapa rujukan soal kehidupan binatang melata ini. Disebutkan, ular adalah hewan berdarah dingin yang membutuhkan suhu lembab. Makanya, penyebab ular masuk rumah kemungkinan besar karena, 1) mencari sumber makan, biasanya rumah yg kotor dan banyak tumpukan barang, seperti banyak tikusnya  karena ini sumber makanan ular. 2) mencari tempat lembab dan aman untuk menetaskan telur. Kalau di alam liar banyak tantangan dari hewan lain seperti biawak (pengendali populasi ular). Karena ular tidak mengerami telurnya.

Baca Juga :   Ular Sanca Enam Meter Masuk ke Drainase di Banjarejo
Ular welang (bungarus candidus) panjang 125 centimeter dimana masuk kategori beracun (high venomous) di rumah Subandi,42 tahun, di Perum Puri Dander Asri Rt.50 Rw.10 Ds. Ngumpakdalem Kecamatan Dander Bojonegoro.Foto/Dok. Dinas Damkar Bojonegoro

Terkait kasus orang digigit ular, lanjut Teguh Aris, butuh penanganan yang betul. Kabarnya, ada info bahwa dari keluarganya, tangan warga yang digigit ini ditali dengan jarit sebelum dibawa ke RSUD Bojonegoro. Padahal, cara tersebut salah dan bisa menyebabkan saraf tangan mati. Jika itu terjadi, maka tangan bisa diamputasi.

Penanganan yang benar, menurut Aris Teguh, 1) anggota badan dibidai agar tidak bergerak untuk menghambat penyebaran bisa/racun. 2) Tali tidak terlalu kencang, mencegah matinya sarat yang berakibat amputasi. 3) Saat perjalanan ke RS posisi anggota badan yang tergigit harus lebih rendah dari jantung, agar racun tidak cepat menyebar.”Ini penting,” paparnya. Dan 4) Harus sudah mendapat pertolongan medis (serum antibisa ular) sebelum dua jam, karen lebih dari dua jam bisa/racun sudah menyebar dan bisa dipastikan korban meninggal.

Penulis  : Sujatmiko

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *