Damarinfo.com – Bagi orang-orang Shaleh yang telah meninggal dunia, Jenazah-jenazah mereka ingin disegerakan menuju ke pamakaman, bahkan ketika mereka telah berada di atas keranda, mereka meminta agar di segerakan pemakamannya karena ingin segera merasakan nikmat kubur. Namun yang hidup di dunia tidak mendengarnya.
Sebaliknya, orang-orang yang ingkar dan durhaka tidak ingin disegerakan menuju ke pemakaman karena ia takut akan dahsyatnya azdab kubur dan ketika jenazah-jenazah mereka berada di atas keranda, ia menjerit ketakutan, cuma telinga manusia tidak mendengarnya dan mereka berkata bahwa ia akan dibawa kemana.
Hadits nabi yang tertulis dalam Kitab Riyadus Sholihin bab keseimbangan antara khauf (rasa takut) dan raja’ (Pengharapan) berbunyi :
وعن أبي سَعيد الخدرِيِّ ، رضي اللَّه عَنه ، أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إذا وُضِعتِ الجَنَازَةُ واحْتمَلَهَا النَّاسُ أَو الرِّجالُ عَلى أَعْنَاقِهمِ ، فَإِنْ كانَتْ صالِحَةً قالَتْ : قَدِّمُوني قَدِّمُوني ، وَإنْ كانَتْ غَير صالحةٍ ، قالَتْ : يا ويْلَهَا ، أَيْنَ تَذْهَبُونَ بَها ؟ يَسْمَعُ صَوتَها كُلُّ شيءٍ إلاَّ الإِنْسَانُ ، وَلَوْ سَمِعَهُ لَصَعِقَ .
Artinya:
Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: Apabila jenazah itu telah diletakkan -dalam usungan- dan orang-orang lelaki membawanya di atas leher-lehernya -diangkat ke kubur-, maka jikalau jenazah itu shaleh, ia berkata: “Dahulukanlah aku, dahulukanlah aku,” Tetapi jikalau jenazah itu bukan shaleh, maka iapun berkata: “Aduhai celakanya tubuhku, kemana engkau semua membawa tubuhku ini.” Suara jenazah itu dapat didengar oleh apa saja, selain manusia, sebab andaikata ia mendengarnya, tentulah ia akan pingsan” (HR Bukhari).
Kiyai Ahmadi Ilyas selaku pengasuh Kajian Rutin Sabtu kitab Riyadus Solihin di Musholla Kantor PC NU Bojonegoro menjelaskan, jika yang berbicara tersebut adalah jazadnya dan ada pendapat lain yang berbicara tersebut adalah ruhnya namun pendapat tersebut di tolak oleh ahli hadits lainnya karena bisa jadi ruh di kembalikan ke jasad tersebut.
“Tentang orang mati yang dapat mengerti, hidup, dan ruhnya kembali ke jasadnya, ada sebuah hadits yang meriwayatkan dan di situ dinyatakan dengan tegas bahwa ruh akan kembali ke jasad,” terangnya Sabtu, 8-Juni-2024.
Sementara itu, menurut Ustadz Rizki Azmi, makna dzahir hadits ini tidak dikehendaki. Ruh manusia yang telah mati tidak berada dalam jasadnya. Ruh berada di alam lain. Sedangkan hadits ini seakan-akan ruh manusia masih berada dalam jasadnya. Pemahaman kalimat قدِّموني قدِّموني maknanya bukan masukkan saya (ruh) ke kuburan (makam).
Namun, ini adalah kinayah bahwasanya tatkala orang meningal dunia dan ruhnya melihat kenikmatan-kenikmatan yang luar biasa (di alam barzakh), ia sangat ingin cepat-cepat mendapatkan nikmat itu.
“Kuburan (makam) bukanlah alam barzakh. Karena kuburan termasuk alam mulki (bisa dijangkau dengan panca indra), sedangkan alam barzakh adalah alam malakut. Sekali lagi bahwa, hadits ini tidak bisa difahami makna dzahirnya,” ungkapnya.
Penulis : Rozi