Tenaga Kerja Bojonegoro Didominasi Lulusan SD, Pengangguran Tertinggi Justru Lulusan SMA

oleh -62 Dilihat
oleh
(Ilustrasi. lovepik)

Bojonegoro, damarinfo.com – Kabupaten Bojonegoro menghadapi tantangan besar di sektor ketenagakerjaan. Meski mayoritas pekerja berasal dari lulusan SD ke bawah, ironisnya, tingkat pengangguran tertinggi justru dialami oleh lulusan SMA umum.

Apa penyebabnya dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian lokal?

Pada Agustus 2024, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Bojoengoro adalah 4,42 persen, turun 0,21 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2023 sebesar 4,63 persen. Angka ini menempatkan Bojonegoro berada di urutan ke 13 Kabupaten dengan TPT tertinggi di Jawa Timur.

Temuan lain dalam Berita Resmi Statistik No. 13/11/3522/Th. IV, 20 November 2024 adalah sebanyak 337,5 ribu penduduk bekerja di Bojonegoro memiliki tingkat pendidikan SD ke bawah. Angka ini setara dengan 44,85 persen dari total tenaga kerja. Sebaliknya, tenaga kerja dengan pendidikan perguruan tinggi hanya mencapai 6,11 persen atau sekitar 45,9 ribu orang.

Baca Juga :   Kota Surabaya Ternyata Paling Banyak Pengangguran. Bagaimana Daerah Kamu?

Meski pekerja berpendidikan rendah mendominasi, tren menunjukkan penurunan jumlah pekerja di tingkat pendidikan SD ke bawah dan SMP sederajat dibandingkan Agustus 2023. Sebaliknya, lulusan SMA umum dan SMA kejuruan mengalami peningkatan jumlah pekerja.

Namun, angka pengangguran di Bojonegoro masih perlu diperhatikan. Pada 2024, jumlah pengangguran tercatat sebanyak 34.785 orang, turun sekitar 1.626 orang dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berada di angka 4,42%, menandakan bahwa dari setiap 100 orang angkatan kerja, 4–5 orang tidak terserap di pasar kerja.

(Tangkapan Layar BRS Profil Ketanagakerjaan Kabupaten Bojonegoro Agustus 2024. BPS Bojonegoro)

Yang menarik, pengangguran tertinggi justru dialami oleh lulusan SMA umum, dengan persentase mencapai 53,05 persen. Disusul lulusan SMA kejuruan dengan angka 19,47 persen. Sementara itu, lulusan SD ke bawah hanya menyumbang 11 persen dari total pengangguran, menunjukkan bahwa lulusan pendidikan rendah lebih cenderung terserap di sektor informal.

Baca Juga :   Ribuan Tenaga Kerja di Blora Terserap Saat Musim Giling Tebu

Dominasi tenaga kerja berpendidikan rendah dapat menghambat produktivitas dan daya saing ekonomi Bojonegoro. Sektor formal, yang membutuhkan keterampilan tinggi, sulit berkembang jika mayoritas tenaga kerja kurang terampil. Selain itu, tingginya pengangguran lulusan SMA mencerminkan adanya kesenjangan antara pendidikan menengah dan kebutuhan pasar kerja.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro perlu memperkuat pelatihan vokasi dan sinergi antara institusi pendidikan dengan dunia industri. Hal ini bertujuan menciptakan lulusan yang lebih siap menghadapi tuntutan pasar kerja modern.

Penulis : Syafik

Sumber : BRS No. 13/11/3522/Th. IV, 20 November 2024, BPS Bojonegoro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *