Pihak PT Pertamina EP Cepu (PEPC) mengklaim pendapatan tahun 2019 naik jika dibandingkan tahun 2018 lalu. Anak perusahaan PT Pertamina ini, juga optimis pendapatan tahun-tahun mendatang akan terus meningkat.
Sesuai release dari PT PEPC menyebutkan, tahun 2019 perusahaan ini menyumbang laba terbesar di lingkungan PT Pertamina senilai USD 849,5 juta dari total pendapatan sebesar USD 1.803,9 juta. Artinya laba PEPC tahun 2019 naik sebesar 0,75 persen dari tahun 2018 yang nilainya USD 843,1 juta.
Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC), Jamsaton Nababan, mengatakan, pembukuan laba terbesar dari realisasi produksi PEPC di tahun 2019, yaitu dari Lapangan Banyu Urip tercatat mampu mencapai realisasi lifting hingga 102 persen dari target. Lapangan Banyu Urip yang menyumbang lebih dari 25 persen produksi minyak nasional telah melampaui target produksi 2019 dengan rata- rata-rata produksi 217,6 MBOPD.”Kita senang pendapatan tahun 2019 naik dibanding tahun 2018,” ujarnya lewat release yang diterima damarinfo.com, Selasa 3-Maret-2020.
Menurut Jamsaton, untuk Lapangan Kedung Keris, yang sudah beroperasi pada 22 November 2019 turut menyumbang tambahan produksi minyak nasional sebesar 5.000 BOPD. Produksi minyak juga dapat ditingkatkan menjadi 10.000 BOPD pada saat produksi puncak nanti. Sedangkan progress proyek JTB itu sendiri secara overall pada akhir 2019 telah mencapai 50,05 persen (dari aspek Land Acquisition, Early Civil Works, EPC Gas Processing Facilities dan Drilling).
Jamsaton mengatakan, pencapaian HSSE Performance tahun 2019 dengan perolehan 7.082.275 jam kerja selamat telah membawa PEPC meraih penghargaan Zero Accident Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dari Gubernur Jawa Timur dan Juara III HSSE Performance dalam acara SKK Migas K3LL Award. Pencapaian ini menunjukkan komitmen PT Pertamina EP Cepu (PEPC) untuk selalu mengutamakan aspek HSSE Excellence dalam menyelesaikan proyek JTB.
Menurut Jamsaton Nababan, tangan kiri adalah HSSE dan tangan kanan adalah risk management.Artinya PEPC optimis mampu menyelesaikan proyek strategis nasional ini dengan tepat waktu dan teknis yang tepat. “Dengan pencapaian PEPC dalam kinerja 2019 saya sangat senang,” ujarnya.
Jamsaton melanjutkan, pihaknya membuktikan kesungguhan dan kerja keras serta komitmen yang tinggi dari seluruh tim. Setidaknya dalam memberikan kontribusi yang nyata bagi proyek dan perusahaan. Dirinya mengapresiasi kinerja yang diberikan oleh para pekerja PEPC dan juga para stakeholders yang selama ini ada untuk mendukung PEPC,” imbuhnya.
Dia mencontohkan, tahun 2019 ini PEPC berhasil memenangkan International Award yaitu 2019 Project Finance International (PFI) Award untuk Asia Pacific Oil & Gas Deal of the Year Jambaran – Tiung Biru yang diserahkan di London pada 5 Februari 2020. Hadir di acara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menerima penghargaan.
“Prestasi itu, merupakan kehormatan dan bentuk penghargaan dari aspek project financing yang lakukan untuk Proyek JTB,” tandasnya.
Selain itu, deretan capaian-capaian yang didapat PEPC sepanjang tahun 2019. Yaitu PEPC menerima Sertifikat ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dari Badan Sertifikasi TUV Nord Indonesia. Sertifikat ISO 37001:2016 ini menjadi tambahan Prestasi bagi PEPC sebagai yang Entitas Bisnis Pertama di Pertamina yang mendapatkannya. Dan menurut Jamsaton, sebagai upaya pencapaian Visi menjadi Perusahaan Migas Nasional Kelas Dunia PEPC akan melakukan sertifikasi ISO 9001, 14001 dan 45001 di tahun 2020.
Selain kinerja operasional yang baik, PEPC juga melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Program Budidaya Ayam Petelur yang berhasil mengantarkan PEPC menjadi The Best Implementation of Community Involvement & Development (CID) – Green Category di ajang Annual Pertamina Subsidiary Award 2019. Dimana dalam ajang yang sama PEPC juga berhasil meraih Best Upstream – EBITDA Growth dan Best Upstream – Company’s Soundness Level.
Penulis : Sujatmiko/tim