“Wis kono pek kabeh…(sudah, ambil saja semua)” begitu kata penikmat kopi di sebuah warung di Bojonegoro, mendengar banyak proyek dengan nilai super besar atau jumbo untuk ukuran sebuah Kabupaten. Apakah ini bentuk keputusasaan? Rumput yang bergoyang yang mampu menjawabnya.
Sejak tahun 2019, Bojonegoro memang menjadi surga bagi para penyedia konstruksi atau biasa disebut kontraktor besar. Bagaimana tidak? Pekerjaan atau proyek di atas Rp. 10 miliar bertebaran di seluruh wilayah Bojonegoro. Khususnya proyek peningkatan jalan dengan sistem rigid atau gampangya disebut peningkatan jalan cor. Karena memang menjadi target dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, tahun 2020 dan 2021 pun sama, banyak proyek berskala besar di Bojonegoro.
Menariknya yang mengerjakan proyek-proyek jumbo tersebut, lebih banyak kontraktor dari luar Bojonegoro. Tentu tidak ada yang salah? Karena tidak ada aturan yang dilanggar dalam proses tendernya. Toh sudah dikerjakan. Namun secara ekonomi jelas ada kerugian yang ditanggung oleh masyarakat Bojonegoro. Uang triliunan harus beterbangan keluar Bojonegoro, biaya material, biaya tenaga kerja, biaya pajak dan biaya-baiaya lain-lain.
Sementara kontraktor lokal cukup bahagia dengan pekerjaan-pekerjaan di bawah Rp 1 miliar, maksimal Rp 5 miliar lah. Dan uang mereka lah yang bertahan di Bojonegoro. Tentu nilainya juga tidak sampai ratusan miliar.
Pun tahun 2022 ini, rencananya setidaknya ada 32 paket pekerjaan yang nilainya di atas Rp 10 miliar dari data di Sistem Rencana Umum Pengadaan (Sirup) LKPP, dari pekerjaan rekonstruksi jalan, pelebaran jalan, pembangunan gedung, dan pembangunan saluran drainase.
Terbesar adalah proyek pelebaran jalan nasional dengan nilai Rp 87,9 miliar, ini adalah proyek lanjutan dari tahun sebelumnya. Berikutnya adalah proyek Pembangunan Gedung DPRD dengan nilai proyek Rp. 80 miliar, dengan penanggung jawab Dinas Permukiman, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya. Ada juga pembangunan lanjutan proyek pembangunan wisata religi di Margomulyo dengan anggaran Rp. 44,9 miliar. Ada juga proyek pembangunan RS di wilayah selatan dengan pagu anggaran Rp. 43,7 miliar.
Untuk proyek peningkatan jalan, tahun 2022 ini proyek terbesar yang tercatat dalam sirup.lkpp.go.id adalah Rekonstruksi jalan Purwosari-Malingmati dengan nilai pagu Rp. 31,4 miliar, di bawahnya ada rekonstruksi jalan Dander-Bubulan dengan pagu anggaran sebesar Rp. 27,5 miliar.
Dalam proyek pembangunan saluran drainase dan trotoar proyek dengan nilai terbesar adalah pembangunan drainase dan trotoar jalan Hayam Wuruk dengan nilai pagu 19,4 miliar. Proyek drainase dan trotoar ini ternyata juga besar nilai pagunya, yakni untuk jalan MH Thamrin Sebelah Timur dengan nilai pagu Rp. 18,8 miliar.
Pengalaman tahun 2021, untuk proyek pelebaran jalan nasional dikerjakan oleh kontraktor luar Bojonegoro, di laman Lembaga Pengadaan barang Secara Elektronik (lpse) Kabupaten Bojonegoro, kontraktonya adalah PT. Bumi Selatan Perkasa dengan nilai proyek Rp. 70 miliar lebih.

Berikutnya untuk pembangunan jalan cor proyek terbesar pada tahun 2021 adalah proyek peningkatan jalan Bubulan – Judek dengan nilai kontrak Rp. 41.5 miliar dikerjakan oleh PT. Karya Sepakat Kita dari Ponorogo. Pun proyek jalan cor Sobontoro – Margomulyo dengan nilai kontrak Rp. 33,4 miliar dikerjakan oleh kontraktor luar Bojonegoro yakni PT. Sumber Wijaya Sakti dari Magelang.
Untuk proyek Pembangunan Saluran Drainase dan Trotoar Jalan Mastrip Kota Bojonegoro dikerjakan oleh Kontraktor dari luar juga yakni PT. Indokon Raya yang beralamatkan di Jl. Teuku Umar II/48 Sidoarjo.

Masih banyak lagi proyek-proyek jumbo di Bojonegoro yang dikerjakan oleh Kontraktor dari luar Kabupaten Bojonegoro.
Tahun 2022 mendatang masihkah masyarakat Bojonegoro hanya menjadi penonton, saat excavator mulai mengeruk paving atau tanah, saat pengeboran tanah untuk strous, atau saat mulai melakukan pengecoran, menggelar besi wearmes. Kita cukup di tepi jalan sambil mengambil gambar dengan kamera atau selphie lalu diunggah di media sosial dengan caption
“Jalanku wis di cor lur…diluk ngkas ngleyer …terima kasih Bu Anna”
Ya ini soal pilihan, kita bersikap sebagai orang kaya, yang menyerahkan pekerjaan kepada orang lain, lalu setelah jadi kita tinggal menikmati hasilnya. Atau kita ikut terlibat dalam pekerjaan itu untuk meningkatkan perekonomian keluarga, saudara dan tetangga-tetangga kita di Bojonegoro.
Nglenyer dalane, ora nglenyer proyeke
Penulis : Syafik