Memang, pandemi corona yang telah berlangsung lima-enam bulan belakangan ini, memunculkan banyak persoalan. Ada banyak pembatasan. Dari anggaran yang dikurangi, ekonomi yang turun, pasar yang tak bergairah. Begitu juga investasi untuk pelbagai usaha mengalami kelambatan. Para pelaku usaha tentu masih menunggu kondisi mendatang bisa normal. Persoalannya, kapan pandemi ini berakhir. New normal, yang digaungkan pemerintah, belum merubah kondisi sekarang ini.
Juga di tengah pandemi corona, terjadi banyak hal-hal baru. Mulai dari tarif listrik yang tiba-tiba naik gak karuan, juga tarih Badan Penyelenggaran Jaminan Kesehatan (BPJS) yang kembali membuat terkejut masyarakat karena naik. Di sisi lain, harga logam mulai seperti emas naik bahkan sekarang di atas Rp 1 juta pergramnya. Jadi, sepertinya ada kejadian tak terduga dan tentu tak terkontrol.
Di daerah-daerah, sebagian orang dapat Bantuan Tak Terduga (BTT) yang Rp 200 ribu per Kepala Keluarga selama tiga kali. Ada juga Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp 600 ribu. Pun juga ada bantuan sembako senilai Rp 200 ribu yang diberikan selama empat kali yang keluar mulai awal Ramadan bulan April lalu. Bantuan ini tentu sedikit melegakan masyarakat terutama bagi yang membutuhkan.
Tapi, bantuan tersebut sudah berlangsung lima bulan (April-Agustus) lalu dan kini sudah habis. Masyarakat masih menunggu kabar lagi tentang bantuan-bantuan yang sudah dan pernah dikucurkan. Atau pemerintah mungkin akan kembali mencairkan bantuan langsung ke masyarakat. Mengingat, kondisi sekarang ini memunculkan serba ketidakpastian. Prediksi pandemi corona yang konon berakhir September depan, mungkin meleset. Atau katakan tahun 2021 ke depan pada semester awal, kondisi ini mulai pulih. Tetapi, siapa yang menjamin kondisinya bisa pulih sedia kala.
Meski demikian, ada hal-hal positif juga muncul di masyarakat di tengah menunggu berakhirnya pandemi corona. Munculnya para pemuda penggerah, tokoh dan juga dermawan yang berbagi ke sesamanya. Di Bojonegoro misalnya, tiap hari Jumat, Polres Bojonegoro membagi-bagikan nasi gratis ke mereka yang bekerja di jalan. Ke Abang Becak, tukang ojek, kebersihan dan lainnya. Tentu banyak contoh lain yang lebih riil akan pelajaran luhur yang terjadi di kehidupan sekarang ini.
Momentum HUT Kemerdekaan RI ke 75 tentu jadi penyemangat. Setidaknya mengingatkan kita pada sejarah lampau dan tentang makna kemerdekaan itu sendiri. Karena di tengah puluhan tahun kita berteriak, di antara itu pula kita mesti menyadari akan makna yang terkandung. Sudahkah kita betul-betul merdeka.
Penulis : Sujatmiko