Surat Redaksi
Mengapa Anna Muawanah Berburu Rekom di Luar PKB?

oleh 270 Dilihat
oleh
(Ilustrasi. Oleh : Syafik)

Damarinfo.com – Partai-partai politik di Bojonegoro mulai melakukan penjaringan bakal calon bupati yang bakal diusung pada Pilkada 2024 ini. Tercatat ada 4 Partai Politik (Parpol) di Bojonegoro yang sudah membuka pendaftaran untuk menjaring tokoh-tokoh yang berkeinginan maju dalam Pilkada yakni, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Yang menarik adalah kehadiran Anna Mu’awanah yang ikut mendaftar dalam penjaringan tersebut, padahal tanpa menggandeng partai yang lain Anna Mu’awanah sebenarnya sudah bisa mendaftar dengan partainya sendiri yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Seperti yang disyaratkan dalam undang-undang, untuk dapat mendaftar sebagai calon bupati, partai politik atau gabungan partai politik harus memiliki 20% dari jumlah kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), di Bojonegoro dibutuhkan minimal 10 Kursi, sementara PKB diperkirakan bakal mendapatkan 13 kursi di DPRD Bojonegoro.

Banyak kalangan menilai bahwa upaya Anna Mu’awanah ini dalam rangka untuk menjegal calon lawannya sehingga tidak dapat ikut kontestasi politik lima tahunan tersebut. Caranya adalah bakal calon lawannya tidak mendapatkan dukungan dari partai politik sesuai syarat minimal yang dipersyaratkan yakni 10 kursi.

Pengamatan lain menilai bahwa Anna Muawanah tidak cukup yakin memenangkan Pilkada jika hanya menggunakan mesin politik PKB saja, sehingga harus berkoalisi dengan partai lain di Bojonegoro.

Untuk alasan yang pertama, mari berhitung dengan perkiraan perolahan kursi DPRD hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 14 Februari 2024 lalu. Asumsinya bahwa parpol yang saat ini membuka penjaringan memberikan rekomendasi kepada Anna Muawanah pada Pilkada 2024 mendatang.

Baca Juga :   Awas! ASN, TNI, POLRI Tidak Netral Siap Berhadapan Dengan Gakumdu

PKB diperkirakan mendapatkan 13 Kursi, ditambah Partai Demokrat 5 kursi, Partai Nasdem 1 Kursi dan PKS 2 kursi maka jumlahnya adalah 21 kursi. Dari sini masih tersisa 29 kursi dari total 50 kursi di DPRD Bojonegoro. Untuk mengganjal bakal calon yang lain maka dibutuhkan minimal 41 kursi, sehingga Anna Muawanah masih membutuhkan 20 kursi lagi agar tidak ada parpol atau gabungan parpol yang dapat mendaftarkan bakal calon lainnya.

Sementara Gerinda dan Golkar dipastikan bakal mengusung kadernya sendiri untuk maju dalam Pilkada mendatang. Gerindra memilki 8 kursi dan Partai Golkar memliki 5 kursi sehingga totalnya 13 kursi.

Sehingga jika dua Parpol (Gerindar dan Golkar)  ini tidak berkoalisi dengan parpol yang mengusung Anna Muawanah maka premis bahwa upaya Anna Muawanah mengganjal lawan politiknya agar tidak dapat ikut dalam pertarungan di Pilkada mendatang menjadi tidak terbukti. Pasalnya dua partai ini sudah memenuhi syarat untuk mendaftarkan calonnya sendiri.

Dugaan kedua bahwa Anna Muawanah tidak cukup yakin untuk memenangkan Pilkada hanya dengan Parpol yang dipimpinya yakni PKB cukup beralasan. Hal didasarkan pada perolehan suara PKB di Bojonegoro untuk Pileg DPRD Bojonegoro, meskipun menang namun perolehan suaranya tidak cukup meyakinkan untuk memenangkan Pilkada mendatang.

Baca Juga :   Bupati Baru Bojonegoro Akan Kelola APBD Rp 7,7 Triliun

PKB memperoleh total suara dari enam dapil adalah 185.932 atau 22 persen dari suara yang sah, angka ini tentu menghawatirkan jika PKB harus sendirian dalam Pilkada mendatang.  Perolehan suara PKB ini jauh lebih rendah dari perolehan suara pasangan Anna Muawanah – Budi Irawanto pada Pilkada 2018 yakni 223.419 suara, dengan empat pasangan calon yang bertarung.

Jika ditambah dengan empat parpol yang membuka penjaringan, Partai Demokrat mendapatkan 82.665, PAN mendapatkan suara 47.697, Partai Nasdem dengan suara 39.391 dan PKS dengan total suara 54.851, maka total suara PKB dan empat Parpol tersebut adalah 410.536 atau 49,1 persen. Angka ini tentu lebih meyakinkan Anna Muawanah untuk memenangkan Pilkada 2024 mendatang dibandingkan jika PKB sendirian.

Apalagi jika parpol-parpol lain yang tidak membuka penjaringan bakal calon bupati bergabung, seperti PPP, PBB, Hanura tentu peluang Anna Muawanah dalam memenangkan Pilkada lebih besar lagi.

Sehingga dari dua analisa tersebut, dugaan bahwa upaya Anna Muawanah untuk mendapatkan rekomendasi dari Parpol lain bisa jadi lebih disebabkan karena kurang percaya dirinya Anna Muawanah jika hanya menggunakan PKB dapat memenangkan Pilkada 2024 mendatang.

“Jadi masih ada peluang bagi bakal calon bupati yang lain untuk memenangkan Pilkada 2024 mendatang dengan menggandeng Parpol-parpol yang tidak mengusung Anna Muawanah”

Penulis : Syafik

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *