Surat redaksi
Memahami Bahasa Ibu, Bupati Anna

oleh 58 Dilihat
oleh
Bupati Bojonegoro Anna Muawanah mendatangi pembagian Rantang Kasih Moe di Desa Ngablak, Kec. Dander yang didampingi Camat Dander dan Kepala Desa Ngablak, Jumat 13-Agustus-2021. Foto/dok. Humas Pemkab Bojonegoro.

damarinfo.com – ” Le jangan hujan-hujan nanti masuk angin,” ” Nduk ,Kalau pulang jangan malam-malam” “Nduk, jangan nikah sama dia, bagaimana nanti masa depanmu kalau nikah sama daia”

Kalimat-kalimat seperti itu biasanya disampaikan oleh seorang ibu kepada anak-anaknya agar anak-anaknya terhindar dari masalah yang lebih besar dikemudian hari. Dan seorang ibu tentu selalu menginginkan yang terbaik buat anak-anaknya.

Meski seringkali si anak tidak bisa  memahami keinginan orangtuanya pada saat itu. Kadang apa yang diinginkan oleh orang tuanya tidak dapat dipahami karena dianggap mengganggu kesenangannya pada saat itu.

Bisa jadi seperti itulah Bupati Bojonegoro Anna Muawanah, sebagai seorang ibu tentu menginginkan yang terbaik untuk Kabupaten Bojonegoro ini. Bu Anna harus menjadi ibu dari 1,3 juta penduduk, harus menjadi ibu dari para pedagang dan pembeli, harus menjadi ibu dari Pegawai Negeri Sipil dan Masyarakat yang dilayani, menjadi ibu dari para guru beserta murid-muridnya, menjadi ibu dari para petani beserta para pembeli hasil panennya, menjadi ibu dari para kontraktor beserta seluruh pekerjanya, menjadi ibu dari Kepala Desa beserta rakyatnya, menjadi ibu dari Sopir angkutan umum beserta penumpangnya, menjadi ibu dari ormas beserta anggotanya, menjadi ibu dari para pengusaha beserta seluruh tenaga kerjanya, menjadi ibu dari para janda beserta anak-anak yatimnya, menjadi ibu dari seluruh lapisan masyarakat di Bojonegoro.

Bupati Bojonegoro Anna Muawanah bertemu dan memberikan dukungan moril kepada istri dan anak Kopda Mes, Khoirul Faizin 36, tahun, korban hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402, di rumahnya di Desa Ngraseh, Kecamatan Dander, Bojonegoro, Minggu 25-April-2021. Foto/dok. Humas Pemkab Bojonegoro.

Tentu tidak mudah menjadi ibu dari seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Bojonegoro, berbagai kepentingan harus diakomodir, pada saat tertentu harus dikompromikan antara satu kepentingan dengan kepentingan yang lain. Dan kadang  kepentingan itu harus  bertabrakan satu dengan lainya, yang harus dicarikan solusi agar semua “anak-anak” dari ibu Bojonegoro ini mendapatkan yang terbaik.

Baca Juga :   Bojonegoro Zona Kuning, Bupati Anna Sholat Id di Masjid Darussalam

Seorang ibu tentu harus berfikir prioritas untuk anak-anaknya, misalnya kenyamanan rumah yang didiami oleh anak-anaknya, pendidikan dan kesehatan keluarganya.  Dan sejak menjadi Bupati Bojonegoro salah satu prioritasnya adalah impian masyarakat Bojonegoro untuk menikmati sarana transportasi yang nyaman seperti jalan dan jembatan.

Impian yang sejak kabupaten Bojonegoro ini berdiri, belum pernah terwujud, dan kebetulan Tuhan memberikan anugrah harta yang berlimpah sehingga impian warga Bojonegoro untuk menikmati jalan dan jembatan yang nayaman dapat terwujud, bahkan jalan di desa-desa pun dibuat mulus agar dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Tentu masih ada yang belum tapi ini soal waktu saja, toh harta Bojonegoro masih banyak.

(Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Bojonegoro Anna Muawanah dan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky. Berjalan di atas Jembatan TBT saat peresmian, Rabu 12-1-2022. Foto : bojonegorokab.go.id)

Dan hampir semua “anak-anaknya” sudah tersentuh perhatian seorang ibu, untuk pedagang, ada Kartu Pedagang Produktif, Untuk Petani, ada Program Kartu Petani Mandiri, Untuk Ormas dan Partpol ada bantuan dana, untuk mahasiswa ada program satu desa dua sarjana, untuk warga yang rumahnya tidaklayak ada program Aladin (bedah rumah) dan masih banyak lagi program  yang sudah masuk dalam 17 program prioritas Pemkab Bojonegoro.

Baca Juga :   Geliat Produksi Madu Bojonegoro

Seorang ibu juga punya naluri keindahan, yang mendorong untuk membangun keindahan di Bojonegoro dan itu tentu untuk kenyamanan dan kebanggaan masyarakat Bojonegoro. Trotoar  di jalan protokol pun diperindah dengan dihiasi  lampu-lampu hias yang  indah pada malam hari dan juga banyak taman dibangun dan direvitasliasi. Pun juga tempat-tempat wisata dipercantik dan membangun tempat wisata baru.

Sebagai ibu yang sudah berusaha memberikan yang terbaik bagi “anak-anaknya” namun masih saja dianggap kurang, bisa dipahami jika kadang harus marah. Sebagai seorang ibu yang sudah berusaha yang terbaik untuk a”anak-anaknya” masih saja dibully, dirasani, dicaci maki, dikritisi, tentu bisa dipahami kemarahan itu akan muncul.

“coba kurang apa ibu sama kamu nak, koq kamu masih saja tidak mau nurut sama ibu, padahal itu semua buat kamu” kira-kira seperti itulah saat seorang ibu yang lelah tapi tetap saja tidak diindahkan oleh anak-anaknya.

(Bupati Bojonegoro Anna Muawanah Meninjau Jembatan Ambrol Akibat Banjir Bandang di Desa Jatiblimbing Kecamatan Dander, Kamis 21-1-2021. Foto : Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Bojonegoro)

Ekspresi marah seorang ibu bisa bermacam-macam, bisa langsung memarahai anaknya atau “nyatru” tidak diajak bicara dalam beberapa hari, atau mendoakan anak-anaknya. Itu ekspersi wajar seorang ibu yang sedang kesal dengan anak-anaknya. Namun sekali lagi seorang ibu tetap ibu yang menyayangi anak-anakya melebih dari apapun.

Namun seorang ibu harus juga paham bahwa anak-anaknya berbeda-beda karakternya, ada yang penurut, ada yang pembangkan,ada yang pendiam, ada yang beruara lantang. Namun seorang ibu harus juga paham bahwa ada anaknya merasa “dianaktirikan” atau “kurang kasih sayang” atau “kurang dperhatikan”  Dan kesabaran seorang ibu biasanya teruji menghadapi anak-anaknya yang pembangkang dan bersuara lantang.

Semoga Bu Anna selalu bersabar dan berjiwa besar agar tetap menjadi Bu e untuk semua “anak-anaknya”  di Bojonegoro.

Penulis : Syafik