Surat redaksi
Jalan Nglenyer dan Mimpi Masyarakat Bojonegoro yang Sejahtera

oleh -
oleh
(Infografis. Oleh : Syafik)

damarinfo.com – Dalam alinea ke IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 disebutkan tujuan pembangunan nasional yakni “Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”

Kata Sejahtera menjadi kata kunci dalam pembungan nasional, termasuk di Bojonegoro. Tentu pembangunan diarahkan untuk menuju kepada kesejahteraan rakyat Bojonegoro.

Di Bojonegoro dalam lima tahun ini pembangunan di fokuskan kepada pembangunan infrastruktur jalan dan jembantan.  Pembangunan jalan menjadi dambaan masyarakat Bojonegoro selama ini, pasalnya setidaknya selama puluhan tahun sejak Kemerdekaan Republik Indonesia kondisi jalan di Bojonegoro  rusak berat.

Penyebab utamanya adalah soal anggaran, hingga tahun 2018, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bojonegoro selalu di bawah  Rp. 5 triliun sehingga tidak mencukupi untuk membangun jalan secara masif .

Beruntung, pada tahun 2019 saat Anna Muawanah dan Budi Irawanto (Anna-Wawan)  memimpin Bojonegoro mendapatkan berkah minyak yang menggelembungkan APBD Kabupaten Bojonegoro di atas Rp. 5 triliun. APBD Bojonegoro terus naik bahkan pada tahun 2023 di akhir kepemipinan Anna-Wawan  APBD Bojonegoro tembus di angka Rp. 8,67 triliun dan menjadi Kabupaten Terkaya ke dua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya.

Baca Juga :   Tahun 2022, Bojonegoro Bangun 71 km Lebih Jalan Cor Poros Kecamatan

Sebenarnya masa kepemipimpinan Suyoto dan Setyo Hartono (To-To)  sudah berusaha mencari terobosan untuk menyelesaikan jalan poros kabupaten dengan anggaran yang minim, dipilihlah paving sebagai alternatif. Namun nyatanya jalan paving tidak mampu bertahan lama.

Masa Kepemimpinan To-To pun sudah menggunakan rigid atau cor sebagai pilihan untuk menyelesaikan masalah jalan ini, namun keterbatasan anggaran menyebabkan Pemkab Bojoneogo hanya membangun jalan cor untuk jalan-jalan dengan potensi kerusakan tinggi. Al hasil upaya ini tidak mampu dirasakan secara masif oleh masyarakat Bojonegoro, pasalanya hanya beberapa titik jalan yang dibangun dengan cor.

Dan dengan anggaran yang sangat longgar, kepemipinan Anna-Wawan melanjutkan pembangunan jalan dengan sistem cor ini, dan mampu menyelesaikan seluruh jalan poros kabupaten sepanjang 813 km lebih.  Total jalan yang sudah diselesaikan hingga tahun 2023 adalah 876 km, karena ditahun 2023 ada penambahan  panjang jalan poros kabupaten dari 813 km menjadi 1.041 km lebih.

Baca Juga :   Belanja Pakaian Pemkab Bojonegoro Bisa buat Beli Ratusan Ribu Daster untuk Emak-emak

Rupanya pembangunan jalan ini lebih menarik di masa kepemimpinan Anna-Wawan karena secara politis sangat menguntungkan, Anna-Wawan pun membuat kebijakan Bantuan Keuangan Khusus Kepada Desa atau biasa disebut BKD untuk pembangunan jalan poros desa.

Tentu masyarakat Bojonegoro menyambut gembira, kondisi jalan yang sudah mulus atau populer dengan sebutan nglenyer ini. Namun harus disadari bahwa jalan dan jembatan adalah sarana dan prasarana untuk menuju kepada tujuan pembangunan yang sebenarnya yakni kesejahteraan masyarakata Bojonegoro.

Namun sayangnya hingga akhir kepemimpinan Anna- Wawan  di bulan September 2023 lalu, indikator kesejahteraan masyarakat Bojonegoro belum menunjukan angka yang bisa disebut sejahtera setidaknya dibandingkan dengan 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *