Menyelamatkan warga dari virus corona ini bak sebuah peperangan. Harus selalu waspada, membuat strategi pertahanan dan menyusun startegi perlawanan
Tetapi peperangan kali ini jauh lebih sulit karena musuhnya tidak kasat mata dan bisa menjelma menjadi siapa saja dan dimana saja. Laten dan berbahaya jika lengah.
Di Kabupaten Bojonegoro saat ini sedang berjuang untuk mempertahankan wilayahnya dari serangan virus corona alias covid-19. Virus yang sesuai data sudah membunuh 26 ribu manusia nyawa di runia. Di Indonesia sendiri gerombolan jahat virus corona ini telah mencabut nyawa 114 orang, terhitung hingga akhir pekan ini.
Pasukan dengan nama Gugus Tugas Penaggulangan Bencana Non Alam dan Percepatan Penanganan Covid-19 atau disebut Gugus Tugas Covid-19 sudah dibentuk dengan Komandan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bojonegoro Nurul Azizah. Ada didalamnya, personel gabungan dari polisi dan juga tentara. Pasukan ini juga ada di tingkat kecamatan sampai di tingkat desa hingga di Rukun Warga dan Rukun Tetangga juga dilibatkan. Tujuanya tentu untuk melakukan perlawanan kepada pasukan virus dari Negara Cina ini.

Pasukan Gugus Tugas ini lah yang menjadi garda terdepan untuk menjaga pertahanan dan mempersiapkan perlawanan. Setidaknya jika sewaktu-waktu tentara virus corona ini menyerang. Untuk memastikan seluruh pasukan menjalankan strategi yang sudah diputuskan, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah memimpin sendiri perang dengan musuh laten dan tentu saja tak kasat mata.
Strategi pertahanannya sederhana. Yaitu masyarakat untuk tinggal di rumah. Ini karena virus awalnya merebak dari Kota Wuhan, Cina ini, bisa menjelma dan sewaktu-waktu akan menyerang siapa saja. Keluarga terdekat, sahabat dan juga orang-orang sekeliling yang kita sayangi. Selain itu mencuci tangan menjadi salah satu cara untuk memastikan virus ini tidak merasuki seorang manusia. Juga pemeriksaan bagi rakyat yang datang ke Bojonegoro lewat angkutan umum, terminal maupun dari stasiun kereta api.
Cara pertahanan ini perlu disampaikan kepada rakyat Bojonegoro. Bupati Anna memimpin sendiri sosialisasi itu, melalui siaran radio, melalui koran, internet, televisi dan semua media yang dimungkinkan menjangkau rakyat Bojonegoro. Bupati perempuan pertama di Bojonegoro ini juga hadir di stasiun untuk mengukur suhu para penumpang yang baru datang. Kemudian di terminal bus untuk mengawasi jalannya pemeriksaan para penumpang yang datang.
Sebagai panglima perang, Bupati Anna menuliskan imbauan kepada rakyatnya dalam menjaga pertahanan diri. Meski masih banyak rakyatnya yang bandel tidak mempedulikan imbauan tersebut. Dengan kasih sayang disampaikan bahaya yang sedang mengancam jiwa mereka. Meski begitu masih saja ada yang bandel dan kembali berkerumun.

Bupati Anna pun memerintahkan pasukan untuk lebih tegas kepada rakyat yang membandel. Hasilnya mulai ada perubahan meski masih saja ada yang bandel. Pasukan ini ternyata juga harus menghadapi rakyatnya yang ogah disiplin akan pentingnya kesehatan.
Seoalah Tanpa mempedulikan kesehatanya, Bupati Anna bersama pasukanya terus melakukan upaya menjaga pertahanan Bojonegoro. Pagi, siang, malam dilalui tanpa masalah perang melawan virus ini agar tidak menyerang masyarakat. Bupati Anna juga masih harus menyiapkan segala sesuatunya jika rakyatnya ada terserang virus yang belum ada vaksinya ini. Rumah Sakit Sementara di Desa Ngumpak Dalem, Dander diproyeksikan termasuk kebutuhan dan pasukan yang bertugas merawat juga telah ada.
Usaha Bupati Anna dan pasukanya untuk meyakinkan rakyat Bojonegoro agar membangun pertahanan diri sudah terlihat hasilnya. Jalanan kota dan desa sudah mulai sepi khususnya di malam hari. Semakin sedikit masyarakat yang berkerumun, hajatan ditunda semua, di depan rumah sudah disediakan “padasan” dan sabun untuk mencuci tangan. Jika rakyat yang pulang dari daerah terserang virus, diwajibkan langsung ke Puskemas untuk memeriksakan diri dan dicatat.

Banyak Rakyat yang secara mandiri melakukan penyemprotan disinfektan di lingkunganya atau membantu daerah lain. Masyarakat secara mandiri melakukan pengawasan kepada semua orang yang keluar masuk wilayahnya.
Dengan pasukan pimpinan Bupati Anna dan bersatunya rakyat melawan virus corona ini, semoga Bojonegoro bisa mengantisipasi serangan Covid-19 ini. Kalaupun ada yang terserang, Bojonegoro sudah siap untuk menyembuhkannya.
Penulis : Syafik
Editor : Sujatmiko