Hari Raya Idul Fitri: Mensucikan Diri dengan Amalan Sunnah di Hari Kemenangan

oleh 188 Dilihat
oleh
(Ilustrasi)

damarinfo.com – Hari Raya Idul Fitri bukan sekadar momen kebahagiaan, tetapi juga kesempatan untuk mensucikan diri dengan amalan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Setelah sebulan penuh berpuasa, seorang mukmin diingatkan untuk menyempurnakan ibadahnya dengan amal saleh, karena hari kemenangan sejati adalah ketika dosa-dosa diampuni oleh Allah.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin berkata:

“Hari raya bukanlah bagi mereka yang memakai pakaian baru, tetapi bagi mereka yang bertambah ketaatannya kepada Allah.” (Ihya Ulumuddin, 3/79)

Maka, seorang mukmin hendaknya mengisi hari raya dengan ibadah, bukan sekadar perayaan semata.

1. Mandi Sunnah Sebelum Shalat Idul Fitri

Salah satu sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ di hari raya adalah mandi sebelum berangkat shalat Idul Fitri. Dalam hadits disebutkan:

“Rasulullah ﷺ biasa mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Ibnu Majah)

Mandi ini dilakukan sebagai bentuk penyucian diri, sebagaimana mandi junub sebelum shalat Jumat. Hari raya bukan hanya kebersihan lahiriah, tetapi juga kebersihan batiniah.

2. Mengenakan Pakaian Terbaik dan Menggunakan Wewangian

Rasulullah ﷺ juga menganjurkan umatnya untuk mengenakan pakaian terbaik di hari raya. Dalam riwayat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata:

“Umar bin Khattab pernah mengambil pakaian dari sutra tebal yang dijual di pasar, lalu membawanya kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, belilah ini agar engkau bisa tampil indah di hari raya dan saat menerima delegasi.’” (HR. Bukhari & Muslim)

Meskipun Rasulullah ﷺ tidak mengenakan sutra karena dilarang bagi laki-laki, hadits ini menunjukkan bahwa berpakaian rapi dan bersih di hari raya merupakan sunnah yang dianjurkan.

Baca Juga :   Idul Fitri, Momen Mendewasakan Diri

3. Makan Sebelum Berangkat Shalat Idul Fitri

Pada Idul Fitri, Rasulullah ﷺ tidak berangkat ke tempat shalat sebelum makan, berbeda dengan Idul Adha. Dalam hadits disebutkan:

“Rasulullah ﷺ tidak keluar pada hari Idul Fitri sebelum makan beberapa butir kurma, dan beliau memakannya dalam jumlah ganjil.” (HR. Bukhari)

Makan sebelum shalat menandakan bahwa hari raya adalah hari berbuka, sehingga umat Islam dilarang berpuasa pada hari ini.

4. Bertakbir Sepanjang Perjalanan ke Tempat Shalat

Salah satu syiar hari raya adalah mengumandangkan takbir sejak malam Idul Fitri hingga sebelum shalat dimulai.

Allah berfirman:

“Dan hendaklah kalian menyempurnakan bilangan (puasa) dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kalian bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Takbir dilakukan dengan lafaz berikut:

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.

Rasulullah ﷺ dan para sahabat berjalan ke tempat shalat sambil bertakbir, sehingga suasana hari raya terasa penuh dengan kegembiraan dan rasa syukur.

5. Shalat Idul Fitri dan Mendengarkan Khutbah

Shalat Idul Fitri adalah sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan, bahkan Rasulullah ﷺ memerintahkan semua kaum muslimin, termasuk wanita dan anak-anak, untuk menghadirinya.

Dalam hadits Ummu ‘Athiyyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

“Rasulullah ﷺ memerintahkan kami untuk mengajak keluar wanita dan gadis-gadis remaja pada dua hari raya, termasuk wanita yang sedang haid. Mereka hanya menyaksikan kebaikan dan mendengar khutbah.” (HR. Bukhari & Muslim)

Shalat Idul Fitri dilakukan tanpa azan dan iqamah, dengan dua rakaat dan tujuh takbir di rakaat pertama serta lima takbir di rakaat kedua.

Baca Juga :   Idul Fitri: Sejarah, Hikmah, dan Makna di Balik Hari Kemenangan

6. Melewati Jalan yang Berbeda Saat Pergi dan Pulang dari Shalat Idul Fitri

Salah satu kebiasaan Rasulullah ﷺ di hari raya adalah mengambil rute yang berbeda saat berangkat dan pulang dari tempat shalat.

Dalam hadits disebutkan:

“Rasulullah ﷺ apabila keluar untuk shalat Id, beliau melewati jalan yang berbeda saat pulang.” (HR. Bukhari)

Hikmah dari sunnah ini adalah menunjukkan syiar Islam kepada lebih banyak orang, serta menyebarkan kebahagiaan kepada lebih banyak kaum muslimin.

7. Saling Bermaafan dan Menyambung Silaturahmi

Hari raya adalah hari kasih sayang dan silaturahmi. Para ulama salaf memiliki kebiasaan saling mendoakan satu sama lain dengan ucapan:

تقبل الله منا ومنكم
“Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan kalian.”

Imam Al-Auza’i rahimahullah berkata:

“Dahulu, para sahabat Rasulullah ﷺ apabila bertemu di hari raya, mereka saling mendoakan dengan kalimat ‘Taqabbalallahu minna wa minkum.’” (Lihat Fathul Bari, 2/446)

Oleh karena itu, hari raya hendaknya dijadikan momen untuk menyambung silaturahmi, meminta maaf, dan mempererat persaudaraan dalam Islam.

Merayakan Idul Fitri dengan Sunnah Rasulullah ﷺ

Hari Raya Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi orang-orang yang telah berpuasa dengan penuh keimanan. Namun, kemenangan sejati bukan hanya dalam perayaan, melainkan dalam kesucian hati dan ketaatan kepada Allah.

Maka, mari kita menghidupkan sunnah Rasulullah ﷺ di hari raya, agar perayaan kita berkah dan bermakna. Semoga Allah menerima ibadah kita di bulan Ramadhan dan memberikan kita keberkahan di hari kemenangan ini. Aamiin. 

Penulis : Syafik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *