Bojonegoro-Stok beras di Bulog Sub-Divisi Regional (Divre) III Bojonegoro masih tersisa 33.700 ton atau cukup hingga akhir Desember 2020 ini. Stok beras jadi penting di saat kemarau datang.
Pihak Bulog Sub-Divre III Bojonegoro (membawahi Kabupaten Tuban, Lamongan dan Bojonegoro) untuk tahun 2020 ini, mengalihkan pengadaan berupa gabah kiring giling dan bukannya beras. “Jadi, instruksi dari Bulog pusat, untuk pengadaan gabah kering giling,” ujar Wakil Kepala Bulog Sub-Divre III Bojonegoro Aan Sugiarto pada damarinfo.com, Jumat 24-Juli-2020.
Data di Bulog Sub-Divre III Bojonegoro menyebutkan, stok beras sebanyak 33.700 ton tersebut, berasal dari sisa tahun 2019 sebanyak 21.000 ton lebih. Kemudian hasil pengadaan sebanyak 12.500 ton dari Januari hingga Juli 2020 ini.
Menurut Aan Sugiarto, dari jumlah stok yang ada, sebagian sudah dikirim ke beberapa provinsi di Tanah Air. Untuk bulan Maret dan April lalu, dilakukan pengiriman beras ke Papua sebanyak 1500 ton beras. Kemudian di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, dikirim sebanyak 3000 ton beras, serta ke Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, sebanyak 500 ton beras.
Luas areal pertanian, sebagaimana data di Dinas Peranian Bojonegoro, luas lahan sawah yang dilaporkan ke Kementerian Pertanian sebanyak 128 ribu hektare. Lahan tersebut merata di 28 kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro.
Sebagian besar lahan produktif pertanian di Bojonegoro, berada di 16 kecamatan dari total 28 kecamatan. Karena lokasinya 16 kecamatan dimaksud, lokasi persawahan sebagian berada di pinggir Sungai Bengawan Solo. Seperti Kecamatan Trucuk, Kalitidu, Malo, Dander, Kapas, Kanor, Baureno, Purwosari, Gayam, Padangan, Kasiman, Ngraho, Sumberejo, Balen dan Margomulyo.
Penulis : Sujatmiko
