damarinfo.com — Dari 430 desa dan kelurahan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bojonegoro, hanya sebagian kecil yang memiliki fasilitas ekonomi dasar seperti pasar atau kelompok pertokoan . Sisanya? Masih harus bergantung pada desa tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari .
Berdasarkan data dari Statistik Potensi Desa-2024 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statisti (BPS) kabupaten Bojonegoro :
Pasar dan toko menjadi bagian penting dalam roda perekonomian sebuah desa. Kehadirannya bukan hanya soal kemudahan belanja, tapi juga akses distribusi barang , peluang usaha, hingga penyerapan tenaga kerja lokal
Beberapa Wilayah Lebih Maju
Sejumlah kecamatan tercatat memiliki lebih banyak fasilitas perdagangan . Misalnya:
- Kecamatan Baureno : 6 kelompok pertokoan
- Kecamatan Kanor : 5 kelompok pertokoan
- Kecamatan Bojonegoro (kota) : 9 kelompok pertokoan dan 4 pasar permanen
Wilayah-wilayah ini bisa menjadi contoh pengembangan pusat ekonomi lokal di desa-desa lain.
Ada yang Minim Fasilitas, Seperti Trucuk dan Sugihwaras
Di sisi lain, beberapa kecamatan memiliki keterbatasan dalam hal fasilitas perdagangan . Contohnya:
- Trucuk : Tidak memiliki kelompok pertokoan , pasar permanen , maupun pasar semi permanen . Hanya ditemukan satu pasar tanpa bangunan permanen .
- Sugihwaras : Meskipun tidak memiliki kelompok pertokoan , wilayah ini memiliki empat pasar tradisional dalam berbagai kategori.
Meskipun tidak sepenuhnya tanpa akses, kedua kecamatan ini menunjukkan perlunya perhatian khusus dalam pemerataan infrastruktur ekonomi .
Pasar Permanen Mendominasi… Tapi Masih Sedikit
Pasar permanen mendominasi distribusi pasar di Bojonegoro dengan jumlah 77 desa , disusul oleh pasar semi permanen (29) dan pasar tanpa bangunan (25) .
Namun jika melihat jumlah total desa, angka itu masih jauh dari ideal. Apalagi jika dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat akan akses ekonomi lokal yang cepat dan murah.
Peluang untuk Pemerataan
Data ini membuka mata kita bahwa ketimpangan akses ekonomi masih terjadi di wilayah Bojonegoro. Ada wilayah yang sudah maju dengan fasilitas lengkap, sementara yang lain tertinggal karena minim infrastruktur perdagangan .
Namun di balik itu, ada peluang besar untuk mengembangkan pusat-pusat ekonomi baru, baik melalui pembangunan pasar tradisional, pengadaan kelompok pertokoan, atau pemberdayaan UMKM sebagai solusi alternatif.
Arah Selanjutnya
Angka-angka ini mungkin terlihat dingin, tapi ia punya cerita tersendiri tentang mobilitas warga , distribusi barang , dan potensi ekonomi desa yang belum digarap secara maksimal.
Dengan memanfaatkan data ini sebagai bahan evaluasi dan perencanaan, langkah-langkah strategis bisa mulai diambil. Bukan hanya untuk meningkatkan akses ekonomi , tapi juga untuk mendorong pertumbuhan desa-desa yang lebih mandiri dan sejahtera.
Penulis :Syafik
Sumber data : Buku “Statistik Potensi Desa-2024 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statisti (BPS) kabupaten Bojonegoro”