Bojonegoro – Produksi tas punggung tidak lagi monopoli perusahaan besar dengan jumlah karyawan yang banyak. Di Bojonegoro para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Diponegoro Kecamatan Purwosari yang berbasis pesantren ini, dalam waktu dekat juga mampu memproduksi tas punggung yang terbuat dari kain kanvas.
Dalam launching pelatihan pembuatan tas punggung. sebanyak 150 siswa akan mengikuti pelatihan selama beberapa hari hingga bisa membuat tas punggung secara mandiri. Program ini ekerjasama dengan perusahaan besar dari Kabupaten Purwodadi.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur perwakilan Bojonegoro Jaswadi menyampaikan, jika kondisi saat ini IPM di Jawa Timur paling rendah, hal ini di sebabkan salah satunya Jawa Timur terdapat banyak Pondok Pesantren (Ponpes) dan lulusan Ponpes zaman dahulu tidak punya ijazah. Sementara dalam survei IPM tersebut mengacu pada kepemilikan ijazah, sebagai bukti jenjang pendidikan yang di tempuh. “Maka Gubernur Jawa Timur memunculkan program SMK Mini sebagai terobosan, para siswa di beri keterampilan,” tandasnya pada Sabtu, 22-2-2020
Lanjut Jaswadi, nantinya dalam pemasaran akan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Perdagangan, karena hal ini sebagai hasil produksi kereatif. tentu saja setelah pihaknya melihat langsung hasil produksi ternyata produknya bagus.
“Harapannya bisa di kembangkan. kalau sudah lulus bisa menerima pemesanan,minimal siswa di bekali dengan keterampilan, dan tidak lagi mengharap kerja di perusahaan sebagai karyawan” tegasnya.
Sekretaris Kecamatan Purwosari Diah Enggar Rini Mukti mengapresiasi karya para siswa dalam pembuatan tas punggung tersebut, pihaknya akan turut serta membantu dalam mengkomunikasikan dengan Pemerintah Daerah, dalam hal ini Dinas yang membidangi dalam segi pemasaran produk lokal.
“Di Dinas Perdagangan ada yang membidangi terkait hal ini” pungkas mantan Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Perdagangan , Dinas Perdagangan Kabupaten Bojonegoro tersebut.
Waka Kurikulum SMK Diponegoro Purwosari Ratno mengatakan, ide pembuatan tas punggung ini muncul setelah melakukan pengamatan di lingkungan khususnya di wilayah Kecamatan Purwosari, belum ada produksi tas punggung. Hal ini lah yang menjadi inspirasi sehingga para siswa yang lulus bisa berwira usaha. Dan ke depan saat produksi sudah bisa di pasarkan maka akan membeli merk yaitu merk Dipo.
“Nantinya, masyarakat Bojonegoro diharapkan membeli produk lokal karya anak – anak Bojonegoro sendiri,” pintanya.
Penulis : Rozikin
Editor : Syafik